Cadangan bahan bakar minyak nasional aman di tengah konflik Iran-Israel hingga 30 hari ke depan, terlebih PT Pertamina (Persero) telah berkontrak dengan beberapa pemasok dari luar negeri yang berkomitmen untuk tetap memasok bahan bakar minyak sesuai kontraknya.
Jakarta (Indonesia Window) – Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menyakini konflik Iran dan Israel yang saat ini terjadi tidak akan mengganggu cadangan bahan bakar minyak (BBM) nasional, terlebih PT Pertamina (Persero) telah berkontrak dengan beberapa pemasok dari luar negeri yang berkomitmen untuk tetap memasok bahan bakar minyak sesuai kontraknya.
Jika tidak ada hal yang ekstrem, cadangan bahan bakar minyak mentah nasional ditambah dengan BBM yang ada di kapal aman selama 30 hari, demikian juga dengan cadangan nasional Liquified Petroleum Gas (LPG), kata Tutuka dalam pernyataan pers tertulis yang dikutip dari situs jejaring Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di Jakarta, Rabu.
Selain pasokan BBM dan minyak mentah, dia juga menuturkan jika konflik tersebut terjadi tidak akan mengganggu proyek-proyek minyak dan gas nasional. “Menurut saya isu perang ini terjadi pada tataran politis,” sambung Tutuka.
Meski relatif aman dari sisi cadangan dan pasokan, Dirjen Migas tersebut mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia perlu mewaspadai dampak dari konflik itu berkaitan dengan suplai minyak dunia melalui Selat Hormuz yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab. Wilayah perairan tersebut merupakan jalur pelayaran vital bagi tanker minyak yang mengangkut sekitar 30 persen minyak mentah dunia atau sekitar 21 juta barel minyak mentah per hari.
“Peran dari Selat Hormuz itu penting sekali. Selat Hormuz itu bisa dipegang dan dikelola oleh Iran. Jadi sangat menentukan bagaimana Pertamina menyikapi hal itu termasuk pemenuhan pasokan di mana Pertamina sudah melakukan kontrak,” tuturnya.
Laporan: Redaksi