Rotan asal Indonesia dapat tingkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan global

Foto tak bertanggal ini menunjukkan produk kerajinan tangan yang terbuat dari rotan Indonesia yang dipamerkan di Bobai Huangtu Arts and Crafts Company di Yulin, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan. (Xinhua)

Kerajinan rotan, yang dianggap sebagai warisan budaya takbenda keterampilan tangan, menjadi saksi sejarah dari swasembada produk lokal hingga pemasaran di seluruh China.

 

Nanning, China (Xinhua/Indonesia Window) – Baru-baru ini, satu truk penuh berisi rotan dari Indonesia telah dikirim ke Bobai Huangtu Arts and Crafts Company, yang berlokasi di Kota Yulin, Guangxi, China selatan. Dalam waktu dekat, mangkuk fermentasi roti dan produk penutup lampu yang terbuat dari rotan akan dijual di Asia Tenggara, Jepang, Korea Selatan, Eropa, serta negara dan kawasan lainnya.

“Kami mengimpor rotan putih Indonesia, jenis rotan liar ini memiliki ketahanan, kepadatan, dan kekerasan yang sesuai dengan standar produk kami, serta cukup baik untuk menjamin kualitas produk,” kata Huang Lianjiang, manajer di perusahaan tersebut. Dia mengatakan bahwa karena kualitas rotan Indonesia yang baik, perusahaan itu telah bekerja sama dengan pihak Indonesia selama bertahun-tahun.

Wilayah Bobai di Yulin memiliki reputasi sebagai tempat asal kerajinan anyaman di China dan merupakan basis ekspor utama kerajinan rotan Guangxi. Asal mula kerajinan anyaman rotan dapat ditelusuri hingga hampir seribu tahun silam, dan teknik anyamannya terdaftar sebagai warisan budaya takbenda Guangxi pada 2016. Kini, produk-produk rotan tersebut dijual ke lebih dari 60 negara dan kawasan.

Kerajinan rotan, yang dianggap sebagai warisan budaya takbenda keterampilan tangan, menjadi saksi sejarah dari swasembada produk lokal hingga pemasaran di seluruh China. Kini, kerajinan rotan tersebut telah melintasi samudra untuk dijual ke seluruh dunia.

“Saya tidak pernah menyangka bahwa produk kami dapat diekspor dari Guangxi ke seluruh dunia. Saya sangat termotivasi oleh fakta bahwa produk lokal juga bisa merambah luar negeri dan menjadi populer di pasar luar negeri,” ujar Huang saat menceritakan pengalaman wirausahanya, seraya menambahkan bahwa produk-produk tersebut laris manis di lebih dari 20 negara dan kawasan.

Foto tanpa keterangan tanggal ini menunjukkan Huang Lianjiang, manajer di Bobai Huangtu Arts and Crafts Company di Yulin, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi di China selatan, sedang memperkenalkan kerajinan tangan yang terbuat dari rotan Indonesia kepada sejumlah pelanggan. (Xinhua)

Saat ini, seutas rotan terhubung dengan para petani di Indonesia, dan sejumlah negara dan kawasan di seluruh dunia terhubung melalui Alibaba International Station. Rotan menjadi saksi kerja sama internasional yang lebih erat.

“Kerajinan rotan telah mendapatkan perhatian luas dari para pedagang di dunia. Dalam Pameran Impor dan Ekspor China (China Import and Export Fair) pada 2023, banyak pelanggan yang mengunjungi stan perusahaan ini di lokasi,” ujar Huang.

Mengingat pesatnya perkembangan platform perdagangan elektronik (e-commerce), perusahaan Huang telah memanfaatkan siaran langsung daring (livestreaming) dan membentuk sebuah kelompok untuk menyiarkan secara daring melalui media sosial luar negeri guna memperkenalkan dan mempromosikan produk mereka.

“Kami telah melakukan livestreaming secara berkala sejak 2022. Terkadang, saya memperkenalkan produk kami kepada pelanggan tertentu,” ujar Liu Baiyou, manajer perdagangan luar negeri perusahaan itu. Pelanggan luar negeri sangat tertarik dengan kerajinan berbahan rotan karena ramah lingkungan, hemat energi, dan dekat dengan alam.

“Dari rotan Indonesia, kami dapat menyaksikan kerja sama internasional yang lebih erat. Kami berharap lebih banyak negara dapat mengenal budaya China melalui produk kami,” ujar Huang.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan