Kenaikan suhu akan meningkatkan level stres panas (heat stress) di beberapa negara di kawasan Tanduk Afrika, mencakup sebagian besar wilayah Sudan, Sudan Selatan, dan beberapa wilayah Eritrea dan Ethiopia, Somalia bagian tengah hingga selatan, serta Kenya bagian barat laut dan timur.
Nairobi, Kenya (Xinhua/Indonesia Window) – Kenaikan suhu akan meningkatkan level stres panas (heat stress) di beberapa negara di kawasan Tanduk Afrika, demikian disampaikan Pusat Aplikasi dan Prediksi Iklim (Climate Prediction and Applications Center/ICPAC) dari Otoritas Antarpemerintah untuk Pembangunan (Intergovernmental Authority on Development/IGAD), sebuah blok regional, pada Rabu (16/10).
ICPAC menyebutkan di dalam perkiraan terbarunya bahwa stres panas akan melanda setidaknya enam negara.
“Level stres panas yang perlu diwaspadai diperkirakan akan terjadi di sebagian besar wilayah Sudan, Sudan Selatan, dan beberapa wilayah Eritrea dan Ethiopia, Somalia bagian tengah hingga selatan, serta Kenya bagian barat laut dan timur,” papar ICPAC.
Suhu diperkirakan akan naik hingga 38 derajat Celsius di beberapa negara yang terdampak, dengan suhu yang lebih hangat dari biasanya diperkirakan akan melanda sebagian besar kawasan Tanduk Afrika Raya (Greater Horn of Africa) dalam beberapa pekan mendatang, ungkap ICPAC.
Kawasan Tanduk Afrika makin sering mengalami anomali iklim, mulai dari suhu yang lebih tinggi dan lebih rendah dari suhu normal hingga kemarau dan hujan lebat akibat efek perubahan iklim.
Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan IGAD mengatakan bahwa fenomena cuaca buruk berdampak pada ketahanan pangan, dengan sekitar 67 juta orang berisiko mengalami kelaparan di kawasan Tanduk Afrika.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa diperlukan dana hingga 49 miliar dolar AS untuk membantu 187 juta orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan di seluruh dunia.
*1 dolar AS = 15.536 rupiah
Laporan: Redaksi