Kelompok militan Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) telah merebut kendali penuh atas Provinsi Latakia, yang menjadi lokasi pangkalan Rusia.
Moskow, Rusia (Xinhua/Indonesia Window) – Masih terlalu dini untuk membahas pangkalan militer Rusia di Suriah karena hal itu akan menjadi topik diskusi dengan otoritas Suriah selanjutnya, ungkap Juru Bicara (Jubir) Kremlin Dmitry Peskov pada Senin (9/12).
Peskov mengatakan bahwa Rusia mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan guna memastikan keamanan pangkalan-pangkalannya di Suriah.
Kelompok militan Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) telah merebut kendali penuh atas Provinsi Latakia, yang menjadi lokasi pangkalan Rusia, demikian dilansir Kantor Berita TASS pada Senin yang sama mengutip sejumlah sumber setempat.
Kelompok-kelompok militan belum menerobos pangkalan Tartus dan Hmeimim milik Rusia di wilayah tersebut, dan pangkalan-pangkalan itu juga masih beroperasi secara normal, kata sumber setempat.
Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan telah mengundurkan diri dan tiba di Rusia untuk mendapatkan suaka setelah pemerintahannya runtuh pada Ahad (8/12) pascaserangan ekstensif yang dilakukan kelompok-kelompok militan dengan HTS sebagai pemimpinnya. Kelompok-kelompok militan tersebut melancarkan serangan besar-besaran mulai dari Suriah utara pada 27 November, dan kemudian bergerak ke arah selatan melalui wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah, hingga merebut ibu kota Suriah, Damaskus, dalam waktu 12 hari.
Laporan: Redaksi