Angka kelahiran di Korsel naik selama 9 bulan berturut-turut pada Maret 2025
Kekhawatiran tetap ada pada generasi muda Korsel yang menunda atau memutuskan untuk tidak memiliki anak karena kesulitan ekonomi seperti harga rumah yang tinggi dan pengangguran berkepanjangan.
Seoul, Korea Selatan (Xinhua/Indonesia Window) – Angka kelahiran di Korea Selatan (Korsel) naik selama sembilan bulan berturut-turut di tengah penurunan populasi yang terus berlanjut, ungkap data kantor Statistics Korea pada Rabu (28/5).
Jumlah bayi yang baru lahir naik 6,8 persen dari tahun sebelumnya menjadi 21.041 pada Maret, terus naik sejak Juli tahun lalu, menurut badan statistik Korea tersebut.
Tingkat kesuburan total, atau jumlah anak yang dikandung oleh seorang wanita selama hidup, bertambah 0,04 menjadi 0,77 pada Maret, tetapi masih jauh di bawah tingkat penggantian 2,1 kelahiran per wanita untuk menjaga kestabilan populasi.
Kekhawatiran tetap ada pada generasi muda yang menunda atau memutuskan untuk tidak memiliki anak karena kesulitan ekonomi seperti harga rumah yang tinggi dan pengangguran berkepanjangan.
Angka kelahiran yang masih rendah memicu kekhawatiran akan adanya jurang demografi, yang mengacu pada penurunan tajam dalam jumlah kepala keluarga, yang pada akhirnya mengarah pada jurang konsumsi.
Jumlah pernikahan naik 11,5 persen menjadi 19.181 pada Maret secara tahunan, sementara jumlah perceraian turun 3,2 persen menjadi 7.210.
Jumlah kematian naik tipis 0,2 persen menjadi 31.141 pada Maret dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.
Dipengaruhi oleh kematian yang lebih tinggi dan kelahiran yang masih rendah, penurunan populasi alami mencapai 10.100 pada bulan tersebut.
Laporan: Redaksi

.jpg)








