Tembakau merupakan penghasil devisa terbesar kedua di Zimbabwe setelah emas, dengan China dan Afrika Selatan menjadi pembeli utama daun yang dijuluki ‘golden leaf’ tersebut.
Jakarta (Indonesia Window) – Zimbabwe berhasil menjual 201.052.892 kilogram (kg) daun tembakau senilai 614.274.983 dolar AS (sekira 9,1 triliun rupiah) sejak musim pemasaran dibuka pada Maret lalu, meski tanaman itu ditanam di tengah kondisi yang sulit, menurut statistik yang dirilis oleh Badan Industri dan Pemasaran Tembakau (Tobacco Industry and Marketing Board/TIMB) pada Jumat (19/8).
Selain hampir menyamai output tahun lalu, nilai hasil panen yang terjual sejauh tahun ini telah melampaui angka tahun lalu, mencerminkan adanya kenaikan harga yang diperoleh di pasar berkat kualitas daun yang baik. Zimbabwe menjual 207.176.784 kilogram tembakau senilai 578.782.797 dolar AS pada periode yang sama tahun lalu.
Hingga musim penjualan resmi ditutup pada 20 Juli 2022, para petani telah berhasil menjual 187 juta kilogram daun tembakau senilai 569 juta dolar AS.
Volume tahun ini diharapkan terus meningkat atau melampaui output tahun lalu, mengingat penjualan kontrak masih berlangsung hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Kendati ada sedikit penurunan output sejauh ini dibandingkan tahun lalu, daun tembakau memperoleh harga yang jauh lebih tinggi tahun ini dengan pendapatan 614,2 juta dolar AS, mewakili peningkatan 6,13 persen dari nilai tahun lalu sebesar 579 juta dolar AS.
Meski ditanam di tengah kondisi sulit yang ditandai dengan curah hujan tak menentu, panen tahun ini memperoleh harga yang lebih tinggi, dengan harga musiman rata-rata di atas 3 dolar AS per kilogram dibandingkan dengan 2,79 dolar AS per kilogram tahun lalu.
Sebagian besar daun tembakau Zimbabwe dijual melalui lantai kontrak, dengan 95 persen tanaman ditanam di bawah sistem kontrak, sementara hanya 5 persen petani yang membiayai sendiri produksi tembakau mereka, yang kemudian mereka jual melalui tempat pelelangan.
Tembakau merupakan penghasil devisa terbesar kedua di Zimbabwe setelah emas, dengan China dan Afrika Selatan menjadi pembeli utama daun yang dijuluki ‘golden leaf’ tersebut.
*1 dolar AS = 14.858 rupiah
Sumber: Xinhua
Laporan: Redaksi