Banner

Studi ungkap kekerasan senjata api ancam keselamatan kaum muda di AS

Tanda zona bebas senjata terlihat di dekat Times Square di New York, Amerika Serikat, pada 1 September 2022. (Xinhua/Michael Nagle)

Kekerasan dengan senjata api melampaui jumlah kecelakaan kendaraan bermotor sebagai penyebab kematian anak-anak, remaja, dan orang dewasa muda di AS, dengan 3.597 anak tewas akibat tertembak pada 2021.

 

New York City, AS (Xinhua) – Pria dewasa muda yang tinggal di kode ZIP dengan kasus kekerasan terbanyak di Chicago dan Philadelphia memiliki risiko kematian akibat senjata api yang jauh lebih tinggi dibandingkan personel militer Amerika Serikat (AS) yang bertugas dalam perang di Afghanistan dan Irak, menurut sebuah studi yang dirilis dalam Journal of the American Medical Association.

Studi yang dilakukan terhadap 129.826 pria dewasa muda yang tinggal di empat kota, yakni Chicago, Philadelphia, New York City, dan Los Angeles, pada 2020 dan 2021 menemukan bahwa pria berusia 18-29 tahun yang tinggal di kode ZIP dengan kasus kekerasan terbanyak di Chicago dan Philadelphia menghadapi risiko pembunuhan dengan senjata api yang lebih tinggi dibandingkan tentara AS yang dikerahkan ke Afghanistan, dengan masing-masing rasio risiko berada di angka 3,23 dan 1,91.

Risiko kematian dan terluka akibat kekerasan yang diamati di sejumlah kode ZIP yang dilibatkan dalam studi hampir seluruhnya menimpa individu dari kelompok ras dan etnis minoritas, dengan pria kulit hitam dan Hispanik mewakili 96,2 persen dari mereka yang tewas tertembak dan 97,3 persen dari mereka yang mengalami luka tidak fatal di empat lokasi yang diteliti.

Studi tersebut dilakukan ketika insiden yang melibatkan senjata api melampaui jumlah kecelakaan kendaraan bermotor sebagai penyebab kematian anak-anak, remaja, dan orang dewasa muda di AS, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS. Badan kesehatan masyarakat AS tersebut mengatakan bahwa 3.597 anak tewas akibat tertembak pada 2021.

Secara keseluruhan, kekerasan senjata api masih bersifat endemik di AS pada 2022, termasuk 648 penembakan massal, jumlah yang hampir menyamai rekor sepanjang pencatatan, menurut Gun Violence Archive, situs jejaring yang mendata insiden penembakan di negara itu. Sepanjang Januari 2023 terjadi lebih dari 50 penembakan massal, yang didefinisikan sebagai insiden di mana empat orang atau lebih terluka atau terbunuh, tidak termasuk sang pelaku, di seluruh AS.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan