Banner

WHO imbau pengkajian ulang mobilitas di seluruh Eropa

Foto dari udara yang diabadikan pada 5 Juni 2021 ini menunjukkan Jalan Lingkar Kifisias di Athena, Yunani. (Xinhua/Marios Lolos)

Kecelakaan lalu lintas di jalan menyebabkan 70.000 orang meninggal dan ratusan ribu lainnya mengalami cedera nonfatal di Kawasan Eropa WHO setiap tahunnya, dengan kecelakaan lalu lintas di jalan menewaskan lebih banyak anak-anak dan remaja berusia 5 hingga 29 tahun di kawasan itu dibandingkan penyebab lainnya.

 

Kopenhagen, Denmark (Xinhua) – Direktur regional untuk Eropa di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Hans Kluge, pada Senin (15/5) mengimbau pemerintah negara dan mitra-mitranya untuk mempertimbangkan kembali mobilitas dan transportasi jalan seiring kembalinya dunia ke kondisi normal pascapandemi COVID-19.

Dengan pernyataannya tersebut, Kluge membuka acara Pekan Keselamatan Jalan Global Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-7.

“Kita harus secara kolektif memanfaatkan momen ini untuk mengkaji ulang dan merancang kembali mobilitas demi kesejahteraan manusia dan planet ini, baik sekarang maupun untuk generasi selanjutnya,” katanya.

Kecelakaan lalu lintas
Sebuah bus yang mengalami kecelakaan dievakuasi dari lokasi kecelakaan lalu lintas di dekat Varazdin, Kroasia, pada 6 Agustus 2022. (Xinhua/PIXSELL/Jurica Galoic)

Menurut Kluge, kecelakaan lalu lintas di jalan menyebabkan 70.000 orang meninggal dan ratusan ribu lainnya mengalami cedera nonfatal di Kawasan Eropa WHO setiap tahunnya, dengan kecelakaan lalu lintas di jalan menewaskan lebih banyak anak-anak dan remaja berusia 5 hingga 29 tahun di kawasan itu dibandingkan penyebab lainnya.

“Visi baru tentang mobilitas akan menuntut pembangunan atau perancangan ulang jalan dan ruang publik untuk semua orang, dengan memprioritaskan kebutuhan mobilitas dan aksesibilitas bagi mereka yang paling rentan terhadap dampak transportasi bermotor, yaitu anak-anak, perempuan, penyandang disabilitas, dan warga lanjut usia,” ujarnya.

Prasyarat Kluge untuk “visi baru” tersebut adalah meningkatkan investasi dalam moda transportasi aktif, “seperti berjalan kaki, bersepeda, dan transportasi umum, serta perencanaan kota yang memungkinkan akses ke layanan dan fasilitas dengan jarak yang dapat dengan mudah dijangkau dengan berjalan kaki atau bersepeda.”

Kecelakaan lalu lintas
Sebuah bus listrik swakemudi 5G melaju di rute sepanjang 1,5 kilometer dalam proyek uji coba selama dua pekan yang bertujuan untuk memanfaatkan teknologi swakemudi 5G sebagai solusi transportasi masa depan di Djurgarden, Stockholm, ibu kota Swedia, pada 30 September 2020. (Xinhua/Wei Xuechao)

Dengan data WHO terbaru yang menunjukkan bahwa 70 persen dari populasi global diperkirakan akan tinggal di lingkungan perkotaan pada 2030, akan ada “peningkatan permintaan untuk transportasi umum guna memfasilitasi pergerakan populasi yang besar dan terus bertambah.”

Kluge mengaku yakin bahwa “visi baru” yang berhasil diimplementasikan di Kawasan Eropa WHO tidak hanya akan memfasilitasi “mobilitas dan transportasi yang baru, bersih, aman, sehat, dan inklusif di kawasan tersebut,” tetapi juga “jalan-jalan yang layak di jantung setiap komunitas.”

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan