Kebocoran jalur pipa Nord Stream disebabkan oleh penyelam angkatan laut AS yang telah menghancurkan jaringan pipa dengan bahan peledak atas perintah Presiden Joe Biden.
Jakarta (Indonesia Window) – Pakta Perjanjian Atlantik Utara (The North Atlantic Treaty Organization/NATO) harus mengadakan pertemuan darurat untuk membahas temuan baru-baru ini tentang ledakan pipa gas Nord Stream yang terjadi pada September 2022, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada Sabtu malam (11/2).
Wartawan investigasi Seymour Hersh, yang memenangkan Hadiah Pulitzer pada tahun 1970, mengatakan dalam sebuah posting blog pada Rabu (8/2), mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, bahwa penyelam angkatan laut AS telah menghancurkan jaringan pipa, dengan bahan peledak atas perintah Presiden Joe Biden.
Gedung Putih menolak klaim bahwa Amerika Serikat berada di belakang kebocoran jalur pipa Nord Stream, yang mengirim gas Rusia ke Jerman, sebagai “benar-benar fiksi palsu dan sepenuhnya fiksi”.
Swedia dan Denmark, yang zona ekonomi eksklusif menjadi lokasi terjadinya ledakan, telah menyimpulkan bahwa pipa-pipa itu diledakkan dengan sengaja, tetapi belum mengatakan siapa yang mungkin bertanggung jawab.
Amerika Serikat dan NATO menyebut insiden itu sebagai “tindakan sabotase”, sementara Moskow menyalahkan Barat atas ledakan yang tidak dapat dijelaskan dan telah menyebabkan kerusakan. Kedua pihak tidak dapat memberikan bukti.
“Ada lebih dari cukup fakta di sini: ledakan pipa, adanya motif, bukti tidak langsung yang diperoleh jurnalis,” kata Zakharova di platform pesan Telegram. “Jadi, kapan KTT darurat NATO akan digelar untuk meninjau situasi?”
NATO tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Sumber: Reuters
Laporan: Redaksi