Banner

Lebih banyak bisnis asing berinvestasi di China usai upaya respons COVID-19 dioptimalkan

Foto yang diabadikan pada 21 Januari 2022 ini menunjukkan Jalan Deshengmenwai di Beijing, ibu kota China, (Xinhua/Chen Zhonghao)

Kebijakan respons COVID-19 China akan menghasilkan pertumbuhan ekspor China yang signifikan sekaligus mendukung negara tersebut untuk meningkatkan peluang kerja, merangsang konsumsi, dan mengendalikan tingkat inflasi.

 

Islamabad, Paksitan (Xinhua) – Seiring China mengoptimalkan kebijakan respons COVID-19, banyak bisnis dan investor asing mulai berinvestasi di negara itu, demikian disampaikan oleh seorang ekonom Pakistan kepada Xinhua dalam sesi wawancara baru-baru ini.

“Saya melihat banyak investasi asing masuk ke China untuk memainkan peran mereka dalam meningkatkan perdagangan dan tentu saja mereka akan mengeluarkan biaya operasional yang relatif jauh lebih rendah di China,” ungkap Badiea Shaukat, seorang konsultan ekonomi di Institut Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Policy Institute), wadah pemikir yang berbasis di Islamabad.

Kebijakan respons COVID-19 China
Para pekerja sosial mengantarkan obat-obatan kepada warga di sebuah komunitas di Distrik Chaoyang, Beijing, ibu kota China, pada 28 April 2022. (Xinhua/Li Xin)

Shaukat mengatakan bahwa optimalisasi kebijakan tersebut sangat diperlukan karena seluruh dunia sangat membutuhkan perdagangan, terutama di sektor teknologi dan kesehatan.

Dia mengatakan bahwa COVID-19 mengganggu seluruh rantai pasokan global ketika banyak negara memberlakukan pembatasan terhadap aktivitas perdagangan mereka. Namun, bisnis tetap dapat berjalan di China berkat kebijakan antipandemi yang efektif yang membantu memenuhi permintaan internasional secara signifikan.

Shaukat mengatakan, optimalisasi kebijakan respons COVID-19 China akan menghasilkan pertumbuhan ekspor China yang signifikan sekaligus mendukung negara tersebut untuk meningkatkan peluang kerja, merangsang konsumsi, dan mengendalikan tingkat inflasi.

Ekonomi digital China, yang menduduki peringkat kedua di dunia, telah menjadi mesin pertumbuhan utama bagi negara tersebut yang kemungkinan besar akan mendongkrak aktivitas ekonomi secara keseluruhan pada 2023, katanya.

Shaukat mengatakan dunia menjadi semakin bergantung pada jaringan digital dan inklusi keuangan, dan China memiliki sebuah sistem digital yang matang.

Kebijakan respons COVID-19 China
Para apoteker menyiapkan bahan-bahan untuk membuat ramuan obat tradisional China (traditional Chinese medicine/TCM) di rumah sakit TCM Yuzhou di Kota Yuzhou, Provinsi Henan, China tengah, pada 13 Januari 2022. (Xinhua/Li Jianan)

Menurut laporan terbaru Akademi Studi Dunia Siber China, nilai dari ekonomi digital China mencapai sekitar 6,3 triliun dolar AS pada 2021, menyumbang 39,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut.

“Maka dengan adanya kebijakan baru, kita akan melihat dorongan besar dan kontribusi signifikan dari ekonomi digital China terhadap ekonomi digital global.”

Menyoroti krisis pangan dan iklim global, Shaukat mengatakan bahwa China saat ini memberikan perhatian khusus untuk meningkatkan investasi di sektor-sektor tersebut guna mengurangi dampaknya di level internasional.

Dia juga mengatakan bahwa akibat pandemi dan sejumlah besar konflik, kenaikan harga pangan internasional menjadi perhatian utama dunia. Pertumbuhan ekonomi China akan membantu mengendalikan kenaikan harga internasional, terutama inflasi pangan.

*1 dolar AS = 15.592 rupiah

Penulis: Ali Jaswal

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan