Kawasan Indo-Pasifik terutama terkait dengan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bukan hanya menjadi kepentingan wilayah tersebut tetapi juga dunia.
Jakarta (Indonesia Window) – Indonesia meminta Amerika Serikat (AS) untuk ikut serta menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik, kata Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi saat memimpin bersama di pertemuan ASEAN – US Post-Ministerial Conference dengan Menlu AS, Jumat (14/7).
Tahun ini ASEAN (Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara) mulai mengarusutamakan implementasi the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP/pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik) dengan semua mitra, termasuk AS, ujar Retno, seraya menambahkan, pendekatan strategis dan kebiasaan dialog harus selalu dijunjung tinggi oleh ASEAN dan AS.
“Kami percaya AS akan terus mendukung sentralitas ASEAN dan memperkuat posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan. Kolaborasi adalah satu-satunya kompas menuju arsitektur kawasan inklusif,” katanya dalam sambutan pembukaan.
Menlu mengatakan, ASEAN terbuka bagi semua negara yang ingin meningkatkan interaksi dengan Indo-Pasifik. Untuk itulah AOIP dibuat, sebagai upaya bersama, guna mendorong kerja sama konkret yang bermanfaat bagi rakyat di empat area prioritas, yaitu maritim, konektivitas, SDGs, dan ekonomi.
Area kerja sama tersebut serupa dengan yang ada di Kemitraan Strategis Komprehensif ASEAN-AS.
“Empat area yang melambangkan kepentingan kita bersama dan menyatukan, bukan memecah belah kita. Empat area yang bukan hanya memperkuat ikatan di Indo-Pasifik tapi juga meningkatkan kepercayaan. Oleh karena itu, dukungan AS terhadap AOIP sangat krusial,” ungkapnya.
Menlu menegaskan, perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik bukan hanya menjadi kepentingan wilayah tersebut tetapi juga dunia, dan sebagai mitra strategis komprehensif ASEAN, AS berperan penting mewujudkan hal tersebut.
“ASEAN ingin AS menjadi net kontributor penting di Indo-Pasifik,” tandas Menlu.
Dalam pertemuan tersebut, negara-negara ASEAN mengapresiasi komitmen AS untuk meningkatkan kerja sama konkret ASEAN-US Comprehensive Strategic Partnership (Kemitraan Strategis Komprehensif ASEAN-AS), termasuk dukungan implementasi AOIP.
Pertemuan tersebut menekankan perlunya mengintensifkan kerja sama ekonomi melalui peningkatan interaksi kalangan bisnis, peningkatan kapasitasi UMKM, pembangunan infrastruktur untuk konektivitas, dan kerja sama teknologi digital.
Dibahas pula pentingnya kerja sama di bidang perubahan iklim dan transisi energi, termasuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
Terkait isu kawasan, menlu AS menegaskan dukungan terhadap sentralitas ASEAN dalam menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan.
Negara-negara ASEAN mengajak AS untuk mengaksesi Protokol Trakat SEANFWZ (Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone/ Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara), untuk menciptakan kawasan yang bebas nuklir.
Pertemuan tersebut mengadopsi Annex to the Plan of Action of ASEAN-US/ Lampiran Rencana Aksi ASEAN-AS (2021-2025) yang berisi komitmen kerja sama baru untuk mengimplementasikan Kemitraan Strategis Komprehensif, dengan fokus di bidang maritim, ekonomi, konektivitas, dan SDGs (Sustainable Development Goals).
Pertemuan tersebut juga sepakati pembentukan ASEAN-US Center (Pusat ASEAN-AS) untuk diadopsi pada KTT ASEAN-AS di Jakarta bulan September 2023.
Indonesia saat ini adalah negara koordinator hubungan AS dan ASEAN.
Laporan: Redaksi