“Kawasan Asia-Pasifik bukanlah medan tempur untuk kontes geopolitik dan (kawasan ini) tidak menerima mentalitas Perang Dingin maupun konfrontasi blok.”
Beijing, China (Xinhua) – China menyerukan diakhirinya narasi “ancaman China” dan upaya-upaya untuk menghasut konfrontasi, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China di Beijing pada Rabu (1/2).
Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam jumpa pers harian sebagai tanggapan atas pertanyaan mengenai pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO). Kedua belah pihak menyatakan kekhawatiran tentang perkembangan kerja sama militer China-Rusia.
Mao menegaskan bahwa China selalu berperan sebagai pembela perdamaian dan stabilitas dunia maupun regional, dan hal itu diakui secara luas.
Gerakan militer dan keamanan Jepang telah diawasi secara ketat oleh para tetangganya di Asia maupun masyarakat internasional, kata Mao, menambahkan bahwa Jepang harus mengambil pelajaran dari sejarah, tetap berpegang pada jalur pembangunan damai, dan memastikan dirinya tidak merusak kepercayaan antarnegara serta mengganggu perdamaian dan stabilitas regional.
Menanggapi pertanyaan terkait pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg tentang apa yang disebut ancaman keamanan dari China, Mao mengatakan bahwa meski mengklaim tetap menjadi aliansi pertahanan regional, NATO justru terus berusaha melampaui zona dan ruang lingkup pertahanan tradisionalnya, memperkuat militer dan kerja sama keamanan dengan negara-negara Asia-Pasifik, serta membuat narasi “ancaman China”.
“Perkembangan seperti itu memicu kewaspadaan tinggi di kalangan negara-negara di kawasan,” tambah Mao.
Dia mengungkapkan bahwa China telah secara aktif mempromosikan pembicaraan damai dan mencari deeskalasi pada isu-isu utama. NATO harus berpikir keras tentang peran apa yang dimainkannya terhadap keamanan di Eropa.
“Kawasan Asia-Pasifik bukanlah medan tempur untuk kontes geopolitik dan (kawasan ini) tidak menerima mentalitas Perang Dingin maupun konfrontasi blok,” ujar Mao.
Laporan: Redaksi