Katalog hewan darat liar terbaru di Beijing, yang dirilis oleh Biro Kehutanan dan Pertamanan Kota Beijing, mencantumkan 519 spesies burung, yang mencakup sepertiga dari total spesies yang ada di negara itu, bertambah sekitar 100 spesies dari satu dekade lalu.
Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Saat menyusuri Sungai Yongding yang indah di Beijing, hati Liu Ling bergetar ketika akhirnya dia melihat burung bustard besar yang sudah lama ingin dilihatnya. Dengan perlengkapan fotografi miliknya yang baru saja diperbarui, foto-foto menakjubkan yang diabadikannya tidak akan menjadi hasil bidikan terakhirnya pada hari itu.
Sebagai penduduk Beijing dan penggemar burung, Liu mengenang bahwa dulu dia harus menjelajah hingga jauh ke dalam hutan di pinggiran kota untuk memotret burung. Namun, kini perjumpaan tak terduga dengan spesies langka terjadi di jarak yang lebih dekat dari rumah.
“Naiknya permukaan air dan meningkatnya kualitas ekologi di Sungai Yongding selama beberapa tahun terakhir telah membuat aktivitas jalan-jalan pada akhir pekan bersama keluarga saya menjadi menyenangkan, dan sering kali dipenuhi dengan kemunculan berbagai spesies burung,” kata Liu.
Sejak akhir musim gugur, saat burung-burung mulai bermigrasi, sungai itu menyambut puluhan spesies burung langka, termasuk burung alap-alap kawah dan burung elang tikus, yang memicu antusiasme untuk mengamati burung di kalangan penggemar burung di Beijing.
Burung liar merupakan salah satu barometer bagi lingkungan ekologis di suatu daerah. Kedatangan mereka mencerminkan, sampai batas tertentu, peningkatan kondisi ekologis setempat.
Pemandangan serupa juga terlihat di area demonstrasi peningkatan kualitas habitat burung di Waduk Miyun di pinggiran timur laut Beijing, di mana lebih dari 10.000 burung migran berkumpul dalam beberapa bulan terakhir.
“Dalam beberapa tahun terakhir, waduk ini mencatat peningkatan keanekaragaman hayati dan ekosistem yang lebih stabil dengan upaya perlindungan dan restorasi biologisnya yang diperkuat,” ujar Wang Qun dari kantor manajemen waduk tersebut.
Hingga akhir Desember 2023, Waduk Miyun telah mendokumentasikan 235 spesies burung, meningkat 45 spesies dibandingkan pada 2020. Beberapa spesies yang berada di bawah perlindungan nasional kelas satu menjadi pengunjung tetap.
Namun, kondisi lingkungan air di Beijing tidak selalu seperti ini. Urbanisasi yang cepat, lonjakan populasi, dan eksploitasi sumber daya air yang berlebihan menyebabkan degradasi ekologis dan penurunan permukaan tanah di Beijing.
“Dahulu, tepi sungai hanya dipenuhi pasir atau ditumbuhi rumput liar. Selain burung pipit, hampir tidak ada burung yang terlihat,” kata Guo Dongjiang, yang telah lama bekerja di bidang pengelolaan dan perlindungan sungai.
Perubahan muncul pada akhir 2014, ketika air dari Provinsi Hubei, China tengah, mulai masuk ke Beijing berkat Proyek Pengalihan Air Selatan ke Utara China. Mayoritas air minum Beijing menempuh perjalanan sejauh lebih dari 1.000 kilometer melalui rute tengah dari Waduk Danjiangkou di Hubei.
Saat ini, hampir 80 persen air yang dikonsumsi di area urban Beijing menempuh perjalanan selama 15 hari dari Danjiangkou. Air mengalir ke utara melalui kanal dan jaringan pipa, melintasi Sungai Kuning, dan akhirnya tiba di instalasi pengolahan air kota.
Menurut otoritas air Beijing, setelah memastikan kecukupan dan kualitas pasokan air, proyek pengalihan air menyalurkan air ke waduk-waduk utama di Beijing, termasuk waduk Miyun, Huairou, dan Daning.
Pada 2023, laporan penilaian kesehatan dan pemantauan ekologis air di Beijing menetapkan status sehat untuk 83 persen sungai, danau, dan lahan basah utama di Beijing.
Selain itu, katalog hewan darat liar terbaru di Beijing, yang dirilis oleh Biro Kehutanan dan Pertamanan Kota Beijing, mencantumkan 519 spesies burung, yang mencakup sepertiga dari total spesies yang ada di negara itu, bertambah sekitar 100 spesies dari satu dekade lalu.
“Kami yakin bahwa dengan peningkatan pengalihan air dan penggunaan ekologis yang terus berlanjut, ekosistem akuatik Beijing akan berkembang dengan keanekaragaman hayati yang semakin tinggi,” kata Liu Bo dari stasiun hidrologis Beijing.
Proyek Pengalihan Air Selatan ke Utara China, yang terbesar dari jenisnya di dunia, telah mengalihkan lebih dari 76,7 miliar meter kubik air ke daerah-daerah utara negara itu melalui rute tengah dan timur selama 10 tahun terakhir, menurut sebuah konferensi pers baru-baru ini. Lebih dari 185 juta orang di China telah mendapatkan manfaat langsung dari proyek itu.
Laporan: Redaksi