Negara-negara Afrika berkomitmen akhiri AIDS pada anak 2030

Seorang tenaga kesehatan (kiri) melakukan tes HIV OraQuick terhadap seorang wanita saat kampanye kesadaran Hari AIDS Sedunia di Kampala, Uganda, pada 1 Desember 2021. (Xinhua/Nicholas Kajoba)

Kasus AIDS pada anak di Afrika telah sangat memprihatinkan, mendorong 12 negara di kawasan tersebut untuk mengeluarkan Deklarasi Dar es Salaam, yang berisi komitmen untuk mengakhiri HIV/AIDS pada anak pada tahun 2030.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Dua belas negara Afrika pada Rabu (1/2) pekan lalu menjabarkan rencana untuk mengakhiri AIDS pada anak-anak pada tahun 2030 melalui serangkaian program pengujian, pengobatan dan pencegahan HIV.

Tujuan 2030, yang diumumkan oleh UNAIDS (The Joint United Nations Programme on HIV and AIDS) atau Program Bersama PBB tentang HIV dan AIDS tahun lalu, didukung dengan suara bulat oleh perwakilan dari 12 negara yang berkumpul di Dar es Salaam, Tanzania.

“Kita semua dalam kapasitas harus memiliki peran untuk mengakhiri AIDS pada anak-anak,” kata Wakil Presiden Tanzania Philip Mpango pada konferensi tersebut. “Kita tidak boleh terus berpuas diri. Tahun 2030 sudah di depan pintu kita,” tambahnya.

Deklarasi Dar es Salaam diumumkan pada pertemuan pertama menteri Aliansi Global untuk mengakhiri AIDS pada Anak-anak (the Global Alliance to end AIDS in Children), yang menyatukan 12 negara dengan UNAIDS dan badan kesehatan lainnya.

Ke-12 negara tersebut adalah Angola, Kamerun, Pantai Gading, DR Kongo, Kenya, Mozambik, Nigeria, Afrika Selatan, Tanzania, Uganda, Zambia, dan Zimbabwe.

UNAIDS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kasus AIDS pada anak sangat memprihatinkan, dengan seorang anak meninggal karena penyebab terkait AIDS setiap lima menit.

Hanya setengah dari anak-anak yang hidup dengan HIV di seluruh dunia menerima pengobatan antiretroviral yang dapat mencegah AIDS, dibandingkan dengan tiga perempat orang dewasa dengan HIV, tambahnya.

Rencana baru tersebut mencakup tes dini untuk anak-anak, meningkatkan pengobatan untuk ibu hamil dengan HIV, mencegah infeksi di antara ibu menyusui dan mengatasi hambatan hak dan gender yang menghalangi akses ke layanan.

Direktur Eksekutif UNAIDS Winnie Byanyima mengatakan pada pertemuan tersebut, “Saya berharap kita semua di ruangan ini telah berkomitmen” untuk tujuan tahun 2030.

“Ini pertarungan yang bisa dimenangkan. Ini perjuangan untuk anak-anak kita,” tambahnya.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada para menteri dari ke-12 negara tersebut bahwa “Kepemimpinan Anda sangat penting.”

“Kami memiliki semua alat yang diperlukan untuk mewujudkannya, tetapi kami membutuhkan komitmen dan tindakan Anda,” katanya.

Sumber: AFP; Al Arabiya English

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan