Jakarta (Indonesia Window) – Kapasitas pembangkit listrik nasional hingga September 2020 mencapai 63,3 gigawatt (GW), atau meningkat sekitar 7,8 GW dibandingkan tahun 2015 yang saat itu sebesar 55,52 GW.
“Penambahan infrastruktur tentu membuat ketersediaan pasokan listrik dan keandalannya meningkat. Listrik tak hanya tersedia di Jawa dan pusat kota, tetapi di seluruh Indonesia, sampai ke pelosok desa,” tutur Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero), Bob Saril, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Ahad.
PLN juga melakukan pembangunan gardu induk (GI) dan jaringan transmisi.
Pada tahun 2015 terdapat 1.499 GI dengan total kapasitas sebesar 92.000 megavolt ampere (MVA).
Pada September 2020, ada penambahan 662 GI dengan kapasitas 54.000 MVA, sehingga jumlahnya menjadi 2.161 buah dengan total kapasitas mencapai 146.000 MVA.
Sementara itu, pada tahun 2015 panjang jaringan transmisi baru mencapai 41.000 kilometer sirkuit (kms), lalu meningkat menjadi 60.000 kms pada 2020 karena ada penambahan 19.000 kms.
Selain itu, penyambungan baru atau tambah daya dengan Sertifikat Laik Operasi (SLO) kini bisa dilakukan satu pintu.
Sebelumnya, hal tersebut dilakukan secara terpisah karena yang mengeluarkan SLO adalah Lembaga Inspeksi Teknik Tenaga Listrik.
Melalui semangat transformasi, dalam waktu dekat, PLN juga akan meluncurkan New PLN Mobile, yakni aplikasi layanan terintegrasi bagi pelanggan dari PLN.
Pemerintah berharap rasio elektrifikasi sebesar 100 persen dapat tercapai pada akhir tahun 2020.
Saat ini masih ada masyarakat di sekitar 400 desa di wilayah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) yang belum menikmati listrik.
Pada semester I tahun 2020 rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,09 persen.
Laporan: Redaksi