Banner

Solidaritas jurnalis terhadap pembunuhan lebih dari 304 wartawan Gaza

Suasana diskusi dan jumpa pers terkait kebrutalan tentara zionis Israel terhadap jurnalis di Gaza Palestina. Jumpa pers yang digelar oleh Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI BP) itu berlangsung di Jakarta, Kamis 14 Agustus 2025 (Foto: ARI BP)

Jurnalis yang dibunuh penjajah zionis Israel di Jalur Gaza selama genosida sejak 7 Oktober 2023 hingga saat ini mencapai 304.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Penjajah Israel kembali membunuh jurnalis di Gaza, Palestina pada 10 Agustus 2025. Lima jurnalis tewas setelah tenda jurnalis yang terletak di sekitar Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza Utara, dibom oleh tentara Israel.

Kelima jurnalis tersebut adalah Anas Al-Sharif (koresponden Al-Jazeera), Muhammad Qreiqa (koresponden Al-Jazeera, Ibrahim Zahir (fotografer jurnalis), Mu’min Aliwa, (fotografer jurnalis), dan Muhammad Nofal (asisten fotografer jurnalis).

Pembunuhan tersebut dilakukan dengan sengaja dan direncanakan setelah penargetan yang disengaja dan langsung terhadap tenda jurnalis.

Dengan pembunuhan kelima rekan jurnalis oleh penjajah, jumlah jurnalis yang dibunuh penjajah Israel di Jalur Gaza selama genosida sejak 7 Oktober 2023 hingga saat ini mencapai 304 jurnalis.

Banner

Jumlah tertinggi tewasnya jurnalis sepanjang sejarah, bahkan dibandingkan dengan jurnalis yang tewas saat Perang Dunia I dan II, Perang Vietnam, dan Perang Afghanistan.

Penargetan pesawat penjajah terhadap jurnalis dan institusi media adalah kejahatan perang yang paripurna. Penjajah Israel bertujuan membungkam kebenaran dan menghapus jejak kejahatan genosida, sebagai persiapan untuk rencana kriminal penjajah menutupi pembantaian brutal yang telah dan akan dilakukan di Jalur Gaza, Palestina.

Majelis Ulama Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam sekaligus mengecam dengan sekeras-kerasnya tindakan militer Israel yang telah membunuh lima jurnalis Gaza.

MUI mengecam aksi brutal tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap prinsip-prinsip perlindungan jurnalis dan kebebasan pers dalam konflik berskala besar.

Hal itu merupakan upaya mendiskreditkan dan merasionalisasi pembunuhan jurnalis yang kritis terhadap narasi Israel.

MUI berpandangan serangan dan pembunuhan terhadap jurnalis adalah merupakan bentuk sistematis membungkam saksi mata. Praktik ini membatasi dokumentasi independen atas pelanggaran HAM dan penderitaan rakyat Gaza.

Banner

Sebagai bentuk solidaritas dan respons terhadap keadaan darurat yang mengancam rakyat Palestina di Gaza, khususnya terhadap kalangan jurnalis dan pekerja media yang menjadi target pembunuhan Israel, Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) dan MUI menyelenggarakan Diskusi Jurnalisme Kemanusiaan dan Konferensi Pers pada Kamis, 14 Agustus 2025 di ANTARA Heritage Center, Jl. Antara No. 59, Juanda, Jakarta Pusat.

Dalam acara ini, ARI-BP dan MUI akan mendorong para jurnalis Indonesia, baik media cetak maupun elektronik untuk lebih keras menyuarakan kecaman dan penolakan terhadap kebrutalan penjajah Israel khususnya terhadap jurnalis dan pekerja media.

Selain itu, ARI-BP dan MUI juga akan jurnalis dunia agar lebih lantang menyuarakan perlindungan jurnalis terutama para jurnalis di Palestina, yang semakin habis dibunuh oleh penjajah Israel.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan