Banner

Jumlah pengungsi di kawasan Tanduk Afrika hingga akhir Juni 2024 lebih dari 25 juta orang

Foto yang diabadikan pada 3 Agustus 2024 ini menunjukkan kerusakan di dalam pusat kesehatan Tambasi di El Fasher, ibu kota Negara Bagian Darfur Utara, Sudan. (Xinhua/Kementerian Kesehatan Negara Bagian Darfur Utara)

Jumlah pengungsi internal (internally displaced person/IDP) di kawasan Tanduk Afrika mencapai sekitar 25 juta orang, yang meliputi 20 juta pengungsi internal di enam negara serta 5 juta pengungsi dan pencari suaka.

 

Nairobi, Kenya (Xinhua/Indonesia Window) – Per akhir Juni tahun ini, jumlah pengungsi internal (internally displaced person/IDP) di kawasan Tanduk Afrika mencapai sekitar 25 juta orang, yang meliputi 20 juta pengungsi internal di enam negara serta 5 juta pengungsi dan pencari suaka, demikian disampaikan sejumlah organisasi.

Para pengungsi berkumpul untuk menerima sarapan gratis di sebuah permukiman di Kota Omdurman, Sudan, pada 1 Agustus 2024. (Xinhua/Mohamed Khidir)

Menurut sebuah laporan yang dirilis pada Jumat (23/8) oleh Otoritas Pembangunan Antarpemerintah (Intergovernmental Authority on Development/IGAD), sebuah blok Afrika Timur, bersama Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organization for Migration/IOM), kawasan tersebut masih mencatatkan angka pengungsi tertinggi di dunia.

“Konflik di Sudan telah menyebabkan peningkatan yang mengkhawatirkan dalam hal angka regional sejak akhir 2023, naik dari 20,5 juta menjadi 25 juta pada pertengahan 2024,” kata kedua institusi tersebut.

Mereka mengamati bahwa tingkat kerawanan pangan akut dan malnutrisi tingkat tinggi banyak terjadi di kalangan pengungsi di kawasan tersebut.

Banner

Menurut IOM dan IGAD, lebih dari separuh dari 20 juta IDP di kawasan itu berada di Sudan, diikuti oleh Somalia dan Ethiopia.

Sejak awal pecahnya konflik di Sudan pada April 2023, sebanyak 7,9 juta orang terpaksa mengungsi secara internal, menjadikannya krisis pengungsi internal terbesar di dunia, kata kedua institusi.

Sekitar 2,3 juta orang menyelamatkan diri ke negara-negara tetangga, dengan sepertiganya mencari perlindungan di Sudan Selatan, ungkap pengamatan kedua badan tersebut.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan