Banner

Jumlah korban meninggal tanah longsor di Natuna jadi 11 per 7 Maret

Anggota Kopasgat TNI AU bersiap menurunkan logistik dan peralatan BNPB dari pesawat Hercules C-130 sesaat setelah tiba di Lanud Raden Sadjad Ranai, Natuna, Selasa (7/3). Bantuan logistik dan peralatan tersebut dibawa bersama rombongan Kepala BNPB untuk penanganan bencana tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna. (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Danung Arifin)

Tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, provinsi Kepulauan Riau, untuk sementara sulit dijangkau karena cuaca terpantau mendung berawan dengan angin cukup kencang.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Berdasarkan perkembangan data per 7 Maret pukul 17.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Natuna menjadi 11 orang dan enam sudah teridentifikasi, kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto.

“Yang meninggal bertambah jadi 11 orang. Enam orang sudah teridentifikasi,” ungkap Suharyanto seperti dikutip oleh laman BNPB pada Selasa (7/3).

Sementara itu masih ada 47 orang masih dinyatakan hilang, lima luka berat dan tiga luka sedang. Selain itu data pengungsian ada sebanyak 1.216 yang tersebar di empat titik, kata Suharyanto di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Kepala BNPB beserta rombongan tim BASARNAS tiba di Ranai setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih dua jam 40 menit dari Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta menggunakan pesawat Hercules C-130 TNI AU.

Banner

Saat tiba di Lanud Raden Sadjad Ranai, Kabupaten Natuna, cuaca terpantau mendung berawan dengan angin cukup kencang.

Menurut otoritas bandara, cuaca seperti itu tidak memungkinkan apabila harus meneruskan perjalanan menuju Serasan yang menjadi lokasi tanah longsor, baik melalui udara maupun jalur laut.

Menurut pantauan kondisi cuaca dari satelit Himawari, wilayah Natuna-Serasan-Serawak terpantau adanya kumpulan awan hujan dengan indikator warna oranye hingga merah.

Atas pertimbangan tersebut, maka Kepala BNPB memerintahkan agar menunda keberangkatan menuju Serasan hingga kondisi cuaca membaik sambil melakukan persiapan langkah-langkah tanggap darurat bersama pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Natuna.

Sebelumnya, direncanakan bahwa akan dilakukan perjalanan menuju Serasan pada malam hari menggunakan jalur laut. Pihak Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah menyiagakan satu kapal Ferry.

“Atas pertimbangan cuaca maka kami memutuskan untuk menunda dulu perjalanan sampai situasi dan kondisi memungkinkan, sambil berkoordinasi dengan pemerintah daerah, dan menunggu dua unit heli yang akan mendarat malam ini,” jelas Suharyanto.

Banner

Lebih lanjut, Suharyanto mengintruksikan kepada seluruh otoritas agar terus memantau perkembangan cuaca, dan apabila memungkinkan maka akan dilanjutkan perjalanan baik melalui udara maupun jalur laut dengan segera.

“Kami minta pihak terkait agar terus memantau dan melaporkan kondisi cuaca sehingga tim dapat melanjutkan misi ke Serasan,” kata Suharyanto.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan