Banner

WSJ: Pascaakuisisi First Republic, bank terbesar AS jadi makin besar

Orang-orang berjalan melewati cabang JPMorgan Chase Bank di New York, Amerika Serikat, pada 1 Mei 2023. (Xinhua/Michael Nagle)

JPMorgan Chase memimpin 11 bank dalam upaya menyelamatkan sementara First Republic pada Maret lalu, dengan mendepositokan 30 miliar dolar AS di bank tersebut guna membantu mengisi kembali uang yang ditarik nasabah di tengah kepanikan usai dua bank menengah AS kolaps dalam satu akhir pekan.

 

New York City, AS (Xinhua) – Mengerahkan sekitar 800 orang untuk bekerja selama akhir pekan demi memeriksa pembukuan First Republic dan menilai bisnisnya, JPMorgan Chase akhirnya memenangkan lelang untuk mengakuisisi First Republic, mengalahkan setidaknya tiga bank lain yang lebih kecil. Kemenangan mereka membantu regulator federal Amerika Serikat (AS) menghasilkan kesepakatan yang kuat dan membuat bank pemberi pinjaman terbesar AS itu tumbuh menjadi semakin besar, papar laporan The Wall Street Journal (WSJ) pada Selasa (2/5).

“JPMorgan juga menjadi satu-satunya bank yang berminat untuk membeli secara substansial seluruh aset First Republic dengan harga yang kompetitif, termasuk hipotek yang tidak diinginkan bank-bank lain,” kata laporan itu. “Itu adalah prioritas Federal Deposit Insurance Corp. (FDIC) karena menghilangkan ketidakpastian atas setiap sisa aset yang harus dijual.”

Beberapa politisi dan regulator mengkhawatirkan bahwa pertumbuhan dan konsolidasi semacam itu dapat menciptakan bank-bank yang menghadirkan risiko terhadap stabilitas keuangan, menurut laporan tersebut.

“Para pejabat telah berusaha menerapkan batasan baru bagi merger bank demi mencegah bank-bank besar tumbuh menjadi terlalu besar,” tulis WSJ. “Namun dengan penjualan First Republic, mereka mengesampingkan kekhawatiran itu, menunjukkan pengakuan bahwa para pemberi pinjaman terbesar memiliki kekuatan yang tak tertandingi dalam masa-masa tekanan keuangan.”

Banner
JPMorgan Chase
Seorang pria memasuki kantor pusat JPMorgan Chase di New York, Amerika Serikat, pada 12 Januari 2010. (Xinhua/Shen Hong)

“Gejolak perbankan baru-baru ini akan membuat bank-bank terbesar tumbuh menjadi semakin besar, memperkuat dominasi mereka yang sudah kuat,” kata laporan itu.

Bank-bank terbesar AS tumbuh pesat dalam 10 tahun pascakrisis keuangan terakhir, sebagian diuntungkan dari anggapan bahwa mereka terlalu penting bagi sistem keuangan sehingga tak boleh dibiarkan kolaps, tutur laporan itu.

“Mereka menjadi sangat menguntungkan, menempatkan mereka pada posisi yang mampu mengatasi krisis bank regional dalam dua bulan terakhir, dan bahkan berkembang,” kata laporan itu. JPMorgan memimpin 11 bank dalam upaya menyelamatkan sementara First Republic pada Maret lalu, dengan mendepositokan 30 miliar dolar AS di bank tersebut guna membantu mengisi kembali uang yang ditarik nasabah di tengah kepanikan usai dua bank menengah AS kolaps dalam satu akhir pekan.

Pertumbuhan bank tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa bank-bank besar dapat menjadi terlalu kuat, kata WSJ, seraya menambahkan bahwa pemerintahan Joe Biden dan beberapa pejabat FDIC telah bersikap skeptis terhadap merger bank yang dapat mempercepat laju pertumbuhan mereka.

*1 dolar AS = 14.703 rupiah

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan