Banner

Jepang akan buka perbatasan untuk wisatawan asing dengan syarat

Wisata perahu menyusuri Sungai Tombori di Osaka, Jepang. (Juliana Barquero on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Jepang secara bertahap akan membuka kembali perbatasannya yang telah ditutup selama dua tahun akibat pandemik COVID-19 bagi wisatawan asing.

Namun, para pengunjung dari luar Jepang diwajibkan memakai masker, membayar asuransi kesehatan swasta dan didampingi agen perjalanan selama berwisata.

Hanya peserta paket wisata yang diperbolehkan masuk selama fase pertama pembukaan mulai 10 Juni, kata Badan Pariwisata Jepang (JTA).

Agen perjalanan yang mendampingi para wisatawan harus memastikan mereka memakai masker.

Panduan JTA menyebutkan, pemandu wisata secara berkala harus mengingatkan peserta tur tentang langkah-langkah pencegahan infeksi.

Banner

“Bahkan di ruang terbuka, masker harus terus dipakai dalam situasi di mana orang-orang berbicara dalam jarak dekat,” tulis panduan itu.

Jepang telah memberlakukan kendali perbatasan paling ketat di dunia selama pandemik dengan melarang masuk hampir semua orang yang bukan penduduk setempat.

Ketika banyak negara lain membuka kembali perbatasan, Jepang ikut melonggarkan aturannya.

Perdana Menteri Fumio Kishida telah berjanji untuk menyesuaikan aturan perbatasan dengan negara-negara maju lainnya.

Meskipun pemerintah sudah memperlonggar aturan pemakaian masker, warga Jepang masih terlihat mengenakannya di mana-mana.

Memakai masker untuk mencegah kuman dan serbuk sari sudah menjadi kebiasaan warga Jepang, bahkan sebelum pandemik.

Banner

Bulan lalu Jepang menggelar tur wisata uji coba bagi sekitar 50 wisatawan asing, sebagian besar agen perjalanan, tetapi salah seorang pesertanya terbukti positif COVID.

James Jang, seorang agen perjalanan dari Australia yang ikut dalam tur wisata itu, mengatakan aturan baru tersebut kemungkinan akan membuat sejumlah orang menunda keberangkatan.

“Klien akan oke-oke saja memakai masker di dalam ruangan, tetapi memakainya selama 24 jam bikin repot,” kata Jang.

Menurut dia, ongkos yang dikeluarkan buat pemandu selama berwisata juga dapat membuat klien menunda perjalanan sampai aturannya menjadi lebih longgar.

Pada 2019, Jepang dikunjungi 31,9 juta wisatawan asing dengan total uang yang dibelanjakan mencapai 4,81 triliun yen (sekitar 524 triliun rupiah).

Sumber: Reuters

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan