Staf PBB tewas akibat serangan Israel di Gaza

Israel kembali melancarkan serangannya ke Gaza sejak Selasa (18/2) dini hari, menewaskan lebih dari 400 orang dan menghancurkan kesepakatan gencatan senjata rapuh yang berlaku sejak 19 Januari lalu.
PBB (Xinhua/Indonesia Window) – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengaku “sangat sedih dan terkejut” atas tewasnya seorang staf PBB akibat pengeboman Israel di Jalur Gaza, dan mengecam semua serangan terhadap personel PBB serta menyerukan investigasi penuh. Demikian ungkap juru bicara (jubir) sekjen PBB pada Rabu (19/3).
Seorang personel Kantor PBB untuk Layanan Proyek (UN Office for Project Services/UNOPS) tewas dan lima orang lainnya terluka parah setelah dua wisma tamu PBB di Deir al Balah, Gaza tengah, terkena serangan, demikian dikonfirmasi PBB dan otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Rabu pagi waktu setempat. Kendati demikian, militer Israel membantah menyerang kompleks tersebut.
Lokasi semua bangunan PBB sudah diketahui oleh pihak-pihak yang terlibat dalam konflik ini, yang terikat oleh hukum internasional untuk melindungi tempat-tempat tersebut dan menjaga kekebalannya yang mutlak, ujar Farhan Haq, wakil jubir sekjen PBB.
Guterres mengecam keras semua serangan terhadap personel PBB dan menyerukan investigasi penuh. Dia menekankan bahwa semua konflik harus dilakukan dengan cara yang memastikan penghormatan dan perlindungan bagi warga sipil, kata Haq.
“Sekjen menekankan perlunya agar gencatan senjata dihormati untuk mengakhiri penderitaan warga. Bantuan kemanusiaan harus menjangkau semua orang yang membutuhkan. Para sandera harus segera dibebaskan dan tanpa syarat,” papar jubir itu.
Israel kembali melancarkan serangannya ke Gaza sejak Selasa (18/2) dini hari, menewaskan lebih dari 400 orang dan menghancurkan kesepakatan gencatan senjata rapuh yang berlaku sejak 19 Januari lalu.
Serangan mematikan pada Rabu itu telah menambah jumlah personel PBB yang tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023 menjadi sedikitnya 280 orang, menurut jubir PBB tersebut.
Laporan: Redaksi