Dokumen papirus kuno, yang ditemukan di sebuah gua gurun di Israel beberapa dekade yang lalu, berisi empat baris kalimat dalam bahasa Ibrani kuno yang robek, dimulai dengan kata-kata “Untuk Ismail kirimkan …”
Yerusalem (Xinhua) – Sebuah dokumen papirus kuno yang sangat langka berusia sekitar 2.600 tahun telah dikembalikan ke Israel setelah pemilik pribadi benda tersebut di Amerika Serikat (AS) sepakat untuk mengembalikannya, menurut Otoritas Kepurbakalaan Israel (Israel Antiquities Authority/IAA) pada Rabu (7/9).
Dokumen tersebut, yang ditemukan di sebuah gua gurun di Israel beberapa dekade yang lalu, berisi empat baris kalimat dalam bahasa Ibrani kuno yang robek, dimulai dengan kata-kata “Untuk Ismail kirimkan …,” mengisyaratkan bahwa itu merupakan selembar surat dengan instruksi kepada sang penerima, menurut pernyataan IAA.
“Ismail muncul sebagai nama pejabat pada temuan paleografi seperti bullae, atau stempel tanah liat, yang digunakan untuk menyegel dokumen kerajaan di pemerintahan,” tutur Shmuel Ahituv, seorang peneliti yang memprakarsai kampanye untuk mengambil dokumen papirus kuno itu setelah menemukan sebuah foto pada 2018.
Benda itu sekarang bergabung dengan dua dokumen lain dari periode yang sama yang ditemukan di gua-gua gurun antara tahun 1947 dan 1956 yang juga berisi manuskrip Ibrani paling awal.
Pemiliknya di AS mengatakan bahwa dokumen papirus itu diberikan kepada ibunya di Yerusalem pada 1965 oleh seorang kurator museum dan seorang pedagang barang antik.
Dia setuju untuk mengembalikan dokumen yang telah rapuh itu setelah berkunjung ke laboratorium konservasi IAA, meyakinkannya bahwa IAA memiliki fasilitas terbaik untuk melestarikan dan meneliti benda tersebut.
Papirus
Dua ribu tahun yang lalu, papirus adalah bahan tulisan paling populer di dunia. Di masa kini, papirus modern digunakan sebagai bahan tulisan khusus oleh seniman dan kaligrafer.
Papirus adalah bahan menulis yang terbuat dari tanaman papirus, yakni buluh yang tumbuh di daerah berawa di sekitar sungai Nil. Papirus digunakan sebagai bahan menulis sejak 3.000 SM di Mesir kuno, dan terus digunakan sampai batas tertentu sampai sekitar tahun 1100 M.
Meskipun diproduksi secara eksklusif di Mesir, di mana tanaman papirus tumbuh, papirus diekspor ke seluruh dunia, dan menjadi bahan menulis paling populer di kalangan orang Yunani dan Romawi kuno.
Lembaran papirus dibuat dengan menyusun dua lapis papirus, satu di atas yang lain, pada sudut siku-siku. Lapisan-lapisan tersebut kemudian ditekan menjadi satu, dan getah yang dilepaskan oleh pemecahan struktur seluler tumbuhan bertindak sebagai lem yang mengikat lembaran itu bersama-sama.
Pada zaman kuno, beberapa lembar papirus disambung dari ujung ke ujung membentuk gulungan. Gulungan ini bisa mencapai panjang 100 kaki (sekira 30,5 meter) atau lebih, dan merupakan bentuk umum dari papirus di masa kuno. Perpustakaan kuno Alexandria adalah rumah bagi ribuan gulungan papirus yang berisi karya sastra para penulis kuno.
Papirus juga merupakan media dalam menulis Perjanjian Baru pada abad-abad awal setelah zaman Yesus. Teks-teks Kristen sering kali dalam bentuk kodeks, bukan gulungan. Kodeks berisi beberapa lembar yang diikat menjadi satu seperti buku modern.
Papirus akhirnya berubah menjadi perkamen, dan kemudian, kertas. Perkebunan besar di Mesir yang digunakan untuk membudidayakan papirus bermutu tinggi untuk pembuatan kertas akhirnya menghilang. Sementara tanaman papirus liar juga mulai menghilang karena iklim Mesir perlahan berubah.
Laporan: Redaksi