Banner

Investasi migas nasional 2019 capai 12,5 miliar dolar AS

Pekerja menuju dermaga ‘jetty’ untuk melakukan proses loading minyak mentah ke Kapal Tanker Artemis selanjutnya dikirim ke kilang-kilang domestik di Pertamina Hulu Rokan (PHR), Dumai, Riau,15 Oktober 2021. (PERTAMINA/ENERGIA/Adityo Pramono)

Jakarta (Indonesia Window) – Industri minyak dan gas (migas) nasional terus bergeliat dengan nilai investasi mencapai 12,5 miliar dolar AS (1 dolar AS= 13.687,90 rupiah) pada 2019 yang mencakup sektor hulu dan hilir.

Investasi tersebut adalah di antara sebelas capaian strategis sepanjang 2019 yang dicatat oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, demikian siaran pers dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang dikutip di Jakarta, Rabu.

“Investasi migas sebesar 12,5 miliar dolar AS dengan rincian hulu migas 11,5 dolar AS dan hilir migas 1 miliar dolar AS,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Djoko Siswanto pada konferensi pers di Jakarta, Selasa (14/1).

Di sektor hulu migas, ada tiga penandatanganan wilayah kerja (WK) baru yaitu WK Anambas (Kepulauan Riau), Selat panjang (Riau)dan West Ganal (Sumatera Utara).

Penerimaan negara yang didapat dari tiga kontrak WK migas tersebut sebesar 37,6 juta dolar AS dalam bentuk bonus tanda tangan dan 268,5 juta dolar AS berbentuk komitmen pasti.

Banner

Selain itu, penandatanganan kontrak perpanjangan atau alih kelola lima blok migas bernilai 855,38 juta dolar AS untuk total komitmen kerja pasti dan bonus tanda tangan sebesar 1,04 miliar dolar AS.

Rencana 2020

Pada 2020, dari total anggaran Ditjen Migas sebesar Rp4,1 triliun, sebanyak 92,13 persen akan digunakan untuk membangun infrastruktur energi pro rakyat.

Diantaranya adalah pembangunan jaringan gas sebanyak 266.070 SR (sambungan rumah) di 49 lokasi, pembagian konverter kit BBM ke BBG bagi nelayan dan petani sebanyak 50.000 paket, dan konversi minyak tanah ke LPG 3 kg sebanyak 522.616 paket.

Pemerintah juga akan meningkatkan pemanfaatan gas dalam negeri lebih dari 64 persen. Industri dalam negeri yang memperoleh harga gas yang sesuai diharapkan dapat bekerja lebih efisien seperti industri di negara-negara lain yang membeli gas dari Indonesia.

“Rencana lainnya adalah target lifting migas 755 mbopd dan lifting gas bumi 1.191 mboepd,” ujar Djoko Siswanto.

Banner

Sementara itu, mandatori B30 telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2020 dengan potensi pencampuran FAME 9,59 juta kilo liter  dan potensial penghematan sebesar 4,56 miliar dolar AS.

Mandatori B30 adalah program pemerintah yang mewajibkan pencampuran 30 persen biodiesel dengan 70 persen bahan bakar minyak jenis solar.

Untuk hulu migas, Pemerintah kembali akan menawarkan 12 Wilayah Kerja (WK) migas yang terdiri atas 10 WK migas konvensional dan dua WK migas non konvensional.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan