Sebanyak 108 juta dolar akan dialokasikan sebagai dukungan keuangan kepada penerima manfaat dalam Program Dukungan Peternak Kecil.
Jakarta (Indonesia Window) – Pemerintah Arab Saudi telah mengalokasikan 5,3 miliar dolar AS untuk membantu warganya menghadapi dampak kenaikan harga global, menurut laporan Saudi Press Agency (SPA) pada Senin (4/7).
Langkah tersebut disetujui oleh Raja Salman bin Abdulaziz dalam dekrit Kerajaan setelah Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan, yang diketuai oleh Putra Mahkota Mohammad bin Salman, meninjau beberapa masalah ekonomi dan pembangunan nasional pada hari sebelumnya.
Selama pertemuan dewan, Putra Mahkota “menekankan perlunya mempertimbangkan warga Arab Saudi yang paling membutuhkan dalam menghadapi perkembangan internasional yang mengakibatkan kenaikan harga pangan global di beberapa kebutuhan dasar,” menurut SPA.
Dari jumlah 5,3 miliar dolar itu, sebanyak 2,7 miliar dolar akan dialokasikan sebagai transfer tunai langsung untuk mendukung penerima jaminan sosial, Program Akun Warga (Citizen Account Program) dan Program Dukungan Peternak Kecil.
Sementara sisanya akan digunakan untuk meningkatkan stok bahan dasar strategis Kerajaan dan memastikan ketersediaannya.
Mengutip keputusan Kerajaan, SPA juga menyebutkan, sebanyak 532 juta dolar akan didistribusikan sebagai pembayaran pensiun satu kali tambahan kepada penerima jaminan sosial untuk tahun fiskal 2022 saat ini.
Kerajaan juga akan membuka kembali pendaftaran Citizen Account Program sesuai dengan peraturan yang telah diumumkan sebelumnya.
Sejumlah 2,1 miliar dolar akan dialokasikan sebagai dukungan keuangan tambahan kepada penerima Program Akun Warga untuk akhir tahun fiskal saat ini.
Sementara 108 juta dolar akan dialokasikan sebagai dukungan keuangan kepada penerima manfaat dalam Program Dukungan Peternak Kecil.
Harga global
Harga bahan pangan dunia mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir, dan beras yang merupakan makanan pokok di sebagian besar negaa Asia bisa termasuk di dalamnya, kata para pengamat industri.
Harga bahan makanan, mulai dari gandum dan biji-bijian hingga daging dan minyak, telah melonjak oleh banyak faktor, termasuk kenaikan biaya pupuk dan energi pada tahun lalu serta perang Rusia-Ukraina.
Selain itu, kenaikan harga pangan juga dipengaruhi oleh larangan ekspor dan situasi di India untuk gandum, Ukraina (gandum, oat, dan gula) dan Indonesia (minyak sawit).
Meskipun belum ada laporan kenaikan global harga beras, Indeks Harga Pangan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) telah menunjukkan harga internasional yang naik untuk bulan kelima berturut-turut mencapai level tertinggi 12 bulan, menurut data Mei terbaru.
“Yang pasti, produksi beras masih melimpah,” kata para ahli. Tetapi kenaikan harga gandum, dan biaya pertanian yang umumnya lebih tinggi, akan membuat harga beras harus dipantau di hari-hari mendatang.
Sumber: Saudi Press Agency; Al Arabiya; https://www.cnbc.com/
Laporan: Redaksi