Banner

Serangan ‘drone’ Israel hantam sebuah klinik di Gaza saat vaksinasi polio, 3 anak luka-luka

Seorang anak menerima satu dosis vaksin polio di sebuah klinik yang dikelola oleh PBB di Kota Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, pada 14 Oktober 2024. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Insiden serangan drone Israel ke sebuah fasilitas medis terjadi ketika para tenaga kesehatan melaksanakan kampanye vaksinasi polio darurat di Gaza City untuk anak-anak usia di bawah 10 tahun.

 

Gaza, Palestina (Xinhua/Indonesia Window) – Tiga anak Palestina menjadi korban luka dalam serangan drone Israel ke sebuah fasilitas medis saat berlangsungnya kampanye vaksinasi polio di Gaza City pada Sabtu (2/11), demikian menurut sejumlah narasumber medis Palestina.

Ketiga anak tersebut dilarikan ke Rumah Sakit al-Ahli Arab setelah serangan tersebut menghantam Klinik Sheikh Radwan di bagian utara Gaza City, kata staf medis kepada Xinhua. Belum ada pernyataan resmi dari militer Israel terkait insiden tersebut.

Insiden itu terjadi ketika para tenaga kesehatan melaksanakan kampanye vaksinasi polio darurat di Gaza City untuk anak-anak usia di bawah 10 tahun. Kampanye vaksinasi ini telah dimulai di Gaza tengah dan selatan, tetapi tertunda di bagian utara akibat operasi militer yang masih berlangsung.

Insiden serangan drone Israel
Seorang anak Palestina menerima satu dosis vaksin polio di sebuah sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Gaza City pada 2 November 2024. Kampanye vaksinasi polio tahap ketiga di Jalur Gaza utara dijadwalkan dilanjutkan pada Sabtu (2/11) setelah sempat ditunda akibat kekerasan yang meningkat, menurut pernyataan PBB pada Jumat (1/11). (Xinhua/Mahmoud Zaki)

Secara terpisah, pejabat senior Hamas Izzat al-Rishq pada Sabtu menolak proposal baru-baru ini untuk jeda sementara dalam konflik tersebut, seraya menyebut langkah itu sebagai “pengalihan belaka” yang gagal memenuhi tuntutan utama termasuk penarikan militer Israel dan pemulangan warga Palestina yang terlantar.

Banner

“Kami terlibat secara positif dengan setiap proposal yang menjamin penghentian agresi dan penarikan pasukan Israel,” kata al-Rishq dalam sebuah pernyataan, sembari menuding Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sengaja memanfaatkan diskusi gencatan senjata sebagai “kedok” untuk melanjutkan operasi militernya.

Komentar al-Rishq tersebut muncul menyusul pengumuman Qatar dan Amerika Serikat baru-baru ini terkait negosiasi di Doha yang berfokus pada pembebasan sandera dan kemungkinan pengaturan gencatan senjata.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan