PM Inggris umumkan kesepakatan baru senilai 1,6 miliar poundsterling bagi Ukraina untuk beli rudal

Inggris akan mengizinkan Ukraina menggunakan pendanaan ekspor Inggris senilai 1,6 miliar poundsterling untuk membeli lebih dari 5.000 rudal pertahanan udara.
London, Inggris (Xinhua/Indonesia Window) – Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer pada Ahad (2/3) mengumumkan bahwa Inggris akan mengizinkan Ukraina menggunakan pendanaan ekspor Inggris senilai 1,6 miliar poundsterling untuk membeli lebih dari 5.000 rudal pertahanan udara.
*1 poundsterling Inggris = 20.865 rupiah
“Ini akan sangat penting untuk melindungi infrastruktur vital dan memperkuat Ukraina,” kata Starmer dalam konferensi pers setelah sebuah konferensi tingkat tinggi (KTT) dengan para pemimpin Barat di London.
Tujuannya adalah “untuk menempatkan Ukraina di posisi terkuat” agar negara tersebut dapat bernegosiasi dari posisi yang kuat, imbuhnya.
Para pemimpin Barat, termasuk lebih dari belasan kepala negara Eropa dan PM Kanada Justin Trudeau, berkumpul di London pada Ahad guna menghadiri KTT pertahanan yang bertujuan untuk memajukan rencana perdamaian untuk Ukraina.
Starmer mengatakan para pemimpin di KTT tersebut telah menyepakati rencana empat langkah untuk menjamin perdamaian di Ukraina, yaitu mempertahankan bantuan militer bagi Ukraina selama konflik berlanjut dan meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Rusia; memastikan bahwa perdamaian berkelanjutan yang tercapai menjamin kedaulatan dan keamanan Ukraina, dengan Ukraina menjadi bagian dari setiap proses perundingan; mencegah “invasi Rusia di masa mendatang” jika kesepakatan perdamaian tercapai; dan membentuk “koalisi yang bersedia” untuk membela Ukraina dan menegakkan perdamaian di negara tersebut.

Para pemimpin tersebut juga sepakat untuk segera bertemu lagi guna menjaga momentum di balik upaya-upaya ini, kata Starmer.
Sang PM menegaskan kembali komitmen Inggris untuk mendukung rencana perdamaian dengan “kehadiran militer di darat maupun di udara.”
“Eropa harus melakukan pekerjaan berat ini,” katanya, seraya menekankan bahwa kesepakatan ini memerlukan dukungan dari Amerika Serikat (AS).
“Saya tegaskan, kami sepakat dengan Trump mengenai kebutuhan mendesak akan perdamaian berkelanjutan. Saat ini kita perlu mewujudkannya bersama-sama,” ujarnya.
Sebelum KTT tersebut digelar, Starmer mengumumkan bahwa Inggris, Prancis, dan Ukraina akan menyusun sebuah rencana gencatan senjata untuk disampaikan kepada AS. Dia menyebutkan tiga poin penting untuk mencapai “perdamaian berkelanjutan”, yaitu Ukraina yang kuat, elemen Eropa dengan jaminan keamanan, dan dukungan AS, dengan poin terakhir menjadi pokok bahasan diskusi yang “intens.”
KTT tersebut digelar di tengah ketegangan diplomatik, menyusul perdebatan sengit antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pekan lalu, yang menyebabkan pembatalan kesepakatan bahan mentah antara kedua negara yang telah dinantikan.
Pada Sabtu (1/3), Zelensky bertemu dengan Starmer di 10 Downing Street, di mana PM Inggris itu menegaskan kembali “tekad tak tergoyahkan” Inggris untuk mewujudkan perdamaian yang kekal di Ukraina. Usai pertemuan tersebut, Menteri Keuangan Ukraina Serhiy Marchenko mengumumkan bahwa Inggris dan Ukraina telah menyepakati pinjaman sebesar 2,26 miliar poundsterling untuk mendukung kemampuan pertahanan Ukraina.
Laporan: Redaksi