Banner

Inflasi di Italia catat rekor tertinggi, capai 8,4 persen

Kepala selang pengisian bahan bakar terlihat di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swalayan di Roma, Italia, pada 2 April 2022. (Xinhua/Jin Mamengni)

Tingkat inflasi inti, yang tidak menyertakan harga energi dan barang konsumen yang harganya mudah berubah seperti makanan, tercatat di angka 4,4 persen, tertinggi sejak Mei 1996.

 

Roma, Italia (Xinhua) – Harga komoditas di Italia 8,4 persen lebih tinggi pada Agustus dibandingkan setahun sebelumnya, level yang belum pernah tercatat sejak Desember 1985, demikian dilaporkan oleh Institut Statistik Nasional Italia (ISTAT) pada Rabu (31/8).

Banner

Data awal dari ISTAT menunjukkan bahwa harga komoditas pada Agustus 0,8 persen lebih tinggi dibandingkan Juli.

Komoditas yang berkaitan dengan energi menjadi faktor utama di balik kenaikan ini, lanjut ISTAT, dengan kenaikan tahunan (year on year/yoy) 44,9 persen, lebih tinggi daripada kenaikan 42,9 persen pada Juli jika dibandingkan dengan setahun sebelumnya.

Selama periode tiga bulan yang dimulai pada Juni, tingkat inflasi yang disetahunkan (annualized inflation rate) di Italia masing-masing tercatat di angka 8 persen, 7,9 persen, dan 8,4 persen, tiga total bulanan tertinggi yang pernah tercatat sejak mata uang euro diresmikan pada 1999.

Banner

Meski terjadi kenaikan pada harga energi, laju kenaikan harga untuk layanan transportasi sedikit melambat pada Agustus, naik 8,4 persen dibandingkan setahun sebelumnya dan turun dari kenaikan yang disetahunkan sebesar 8,9 persen yang tercatat pada Juli.

Harga barang konsumen naik 11,8 persen, sedangkan biaya jasa meningkat 3,7 persen, sebut ISTAT.

Inflasi di Italia
Sebuah kios buah terlihat di Roma, Italia, pada 1 April 2022. (Xinhua/Jin Mamengni)

Sementara itu, tingkat inflasi inti, yang tidak menyertakan harga energi dan barang konsumen yang harganya mudah berubah seperti makanan, tercatat di angka 4,4 persen, tertinggi sejak Mei 1996.

Banner

Selama delapan bulan pertama tahun ini, tingkat inflasi kumulatif tercatat di angka 7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan