Industri pembangkit listrik di Indonesia telah mengalami kemajuan yang signifikan, namun masih menghadapi sejumlah masalah seperti rendahnya tingkat otonomos, kurangnya pengaturan yang presisi, hingga fluktuasi kualitas uap.
Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Hasmunir, seorang insinyur industri kelistrikan selaku IPP plant head di PT DSSP Power Kendari, sangat terkesan dengan pengoperasian yang cerdas dan efisien di beberapa pembangkit listrik yang dikelola oleh DATANG, raksasa energi China, saat dirinya berkunjung ke China.
Hasmunir merupakan salah satu peserta China Tour yang diorganisir oleh China Datang Corporation Limited dan diikuti oleh karyawan-karyawan unggulan dari Indonesia dan Kamboja. Selama perjalanan yang berlangsung hampir setengah bulan pada November ini, mereka mengunjungi Pembangkit Listrik Nanjing, Pembangkit Listrik Suzhou yang memiliki turbin gas pertama yang dikembangkan sendiri oleh DATANG, proyek energi angin lepas pantai milik DATANG, dan beberapa lokasi lainnya.
Menurut Hasmunir, industri pembangkit listrik di Indonesia telah mengalami kemajuan yang signifikan, namun masih menghadapi sejumlah masalah seperti rendahnya tingkat otonomos, kurangnya pengaturan yang presisi, hingga fluktuasi kualitas uap. Di Pembangkit Listrik Nanjing, Hasmunir menyaksikan pengoperasian sistem pemantauan cerdas, yang memungkinkan pemantauan pintar, pengiriman otonomos, pembakaran cerdas, hingga diagnosis dan penyesuaian otonomos yang dijalankan secara cerdas dan efisien.
“Sebelum datang ke sini, saya sudah mengetahui bahwa industri kelistrikan di China telah mencapai tingkat otonomos serta kecerdasan yang tinggi dan secara signifikan mengurangi beban tenaga kerja. Namun, setelah mengunjungi DATANG, saya terkesan dengan manajemen dan operasional cerdas serta otonomos di sini. Ini sungguh menakjubkan dan patut diteladani,” ujar Hasmunir.
Tingkat otonomos dan kecerdasan industri listrik DATANG juga terlihat di Pembangkit Listrik Suzhou, di mana sebuah sistem cerdas mengintegrasikan fungsi perekaman mesin produksi, catatan pengoperasian dan pemeliharaan, serta tahapan kerja lainnya dalam satu layar. Hal ini dapat mengurangi potensi kelalaian manual. Selain itu, di sebuah pabrik panel surya, lini produksi yang hampir sepenuhnya otonomos dan memiliki kapasitas tahunan sebesar 18 GWh juga memberikan kesan mendalam bagi Hasmunir dan rekan-rekannya.
“Kegiatan seperti ini diharapkan dapat mendukung pemahaman rekan-rekan industri kelistrikan China dan karyawan negara-negara mitra. Dengan kunjungan ke lapangan dan diskusi tentang kemajuan teknologi industri, kita dapat mencapai kemajuan bersama untuk menciptakan masa depan yang lebih baik,” ujar seorang staf senior dari DATANG.
Laporan: Redaksi