Jakarta (Indonesia Window) – Kementerian Pertahanan Republik Zimbabwe secara resmi telah menerima usulan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia untuk menandatangani Letter of Intent (LoI) mengenai kerja sama bilateral bidang pertahanan.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin, Duta Besar Indonesia untuk Zimbabwe, Sastrawan, menyatakan bahwa saat ini kedua negara sedang membicarakan mengenai waktu penandatanganan LoI tersebut, yang diharapkan tidak akan lama lagi.
Dengan demikian, perundingan perjanjian kerja sama bilateral bidang pertahanan antara Indonesia dan Zimbabwe diharapkan dimulai pada semester pertama tahun 2021.
Dokumen LoI tersebut bertujuan meningkatkan serta memperluas kerja sama bilateral di bidang pertahanan antara kedua negara yang selama ini telah berjalan dengan baik.
Pemerintah Zimbabwe mendukung usulan Pemerintah Indonesia agar perjanjian kerja sama bilateral itu difokuskan pada tiga kegiatan, yakni pertukaran kunjungan pejabat tingkat tinggi dan operasional; kerja sama pendidikan dan pelatihan; dan pengembangan industri pertahanan kedua negara.
Selain tiga fokus kegiatan tersebut, Indonesia dan Zimbabwe juga menyepakati bentuk kerja sama lainnya.
Kegiatan pendidikan dan pelatihan di bidang pertahanan memiliki nilai yang sangat strategis bagi kedua negara, serta sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Zimbabwe.
Dubes Sastrawan menegaskan bahwa meskipun kedua negara belum memiliki perjanjian kerja sama bilateral bidang pertahanan, Universitas Pertahanan (UNHAN), Kementerian Pertahanan RI telah mulai memberikan bantuan beasiswa pasca sarjana bagi para perwira Zimbabwe.
Pemerintah Zimbabwe sangat mengapresiasi bantuan Pemerintah Indonesia tersebut.
Pada tahun 2020, untuk kedua kalinya UNHAN memberikan beasiswa pasca sarjana bagi empat perwira dari Angkatan Darat Zimbabwe dan Polisi Republik Zimbabwe untuk tahun ajaran 2020/2022.
Pejanjian kerja sama bidang pertahanan antara Indonesia dan Zimbabwe diharapkan meningkatkan dan memperluas kegiatan pelatihan dan pendidikan bagi SDM kedua negara.
Dubes Sastrawan juga menekankan pentingnya kerja sama bidang pertahanan yang akan mempromosikan industri pertahanan, yang dalam jangka panjang diharapkan menjangkau bidang ekonomi, perdagangan dan investasi.
Hal tersebut memungkinkan karena Pemeritah Zimbabwe melakukan counter purchase (perdagangan timbal balik) dengan komoditas tambangnya.
Perdagangan tersebut dapat memanfaatkan African Continent Free Trade Area (AfCTA) atau perjanjian area perdagangan bebas melalui kerja sama industri pertahanan yang akan dibentuk.
Indonesia dan Zimbabwe memiliki kesempatan untuk melakukan produksi bersama produk-produk PT Pindad dan produk industri strategis Indonesia lainnya di Zimbabwe guna memenuhi kebutuhan negara di bagian selatan Afrika tersebut, dan negara-negara di kawasan Sub Sahara.
Selain itu, pembangunan infrastruktur sosial pasca COVID-19 di Zimbabwe juga akan memberikan peluang bagi Indonesia untuk bekerja sama membangun fasilitas rumah sakit tentara yang nantinya dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat di negara Afrika yang tak memiliki laut ini.
Laporan: Redaksi