Jakarta (Indonesia Window) – Indonesia berada di urutan ke-11 dari 11 negara di Asia Pasifik dalam indeks kesehatan terbaru yang mengukur kemajuan menuju perawatan kesehatan yang dipersonalisasi (personalized healthcare).
Personalized healthcare adalah sistem perawatan kesehatan dengan mempertimbangkan karakteristik unik setiap pasien, menyangkut riwayat klinis dan faktor risiko, sebelum memberi mereka perawatan medis lebih lanjut.
Sistem dan metode perawatan kesehatan tersebut semakin berkembang belakangan ini menyusul kondisi di mana petugas kesehatan mungkin memeriksa pasien yang sama terus menerus.
Dalam laporan Future Proofing Healthcare dari perusahaan perawatan kesehatan multinasional Roche tersebut, Indonesia berada di posisi 11 dengan nilai 29, tepat di bawah India dengan skor 36.
Sementara itu, Singapura, Taiwan dan Jepang berada di tiga besar, masing-masing dengan nilai 71, 67 dan 64.
Indeks tersebut mengukur kesiapan 11 sistem kesehatan di Kawasan Asia dan Pasifik, yang mencakup Australia, China, Jepang, India, Indonesia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Selandia Baru, dalam mengadopsi personalized healthcare yang memungkinkan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi masing-masing pasien pada waktu yang tepat.
Penilaian dilakukan oleh panel yang terdiri dari 15 pakar perawatan kesehatan terkemuka di seluruh Asia dan Pasifik, selama webinar berjudul “Membangun sistem perawatan kesehatan pribadi dan berkelanjutan jangka panjang, yang diadakan di Singapura pada 28 Januari 2021.
Indeks perawatan kesehatan yang dipersonalisasi mengukur kinerja 27 indikator berbeda di empat kategori vital, yakni konteks kebijakan, informasi kesehatan, teknologi yang dipersonalisasi, dan layanan kesehatan.
Dalam indikator informasi kesehatan, Indonesia menduduki peringkat ke-11 dengan skor 34. Indikator ini memperhitungkan data, infrastruktur, dan keahlian teknis yang mendorong perawatan kesehatan yang dipersonalisasi.
Dalam layanan kesehatan, Indonesia menempati peringkat ke-9 dengan skor 36. Indikator ini mencakup perencanaan, pengorganisasian, dan pemberian layanan terkait dengan perawatan kesehatan yang dipersonalisasi.
Di bawah indikator teknologi yang dipersonalisasi, Indonesia berada di peringkat ke-9 dengan skor 30. Indikator ini memperhitungkan perangkat, aplikasi, platform, dan struktur penggantian biaya yang mendorong perawatan kesehatan yang dipersonalisasi berdasarkan kebutuhan pemangku kepentingan.
Sementara itu, dalam konteks kebijakan yang mencakup kebijakan, kerangka kerja, kemitraan, orang, dan pendorong yang memfasilitasi perawatan kesehatan yang dipersonalisasi, Indonesia berada di urutan ke-11 dengan nilai 16.
Laporan: Redaksi