Jakarta (Indonesia Window) – Presiden RI Joko Widodo menyerukan pentingnya seluruh negara untuk berbagi beban (burden sharing) dalam upaya mengatasi berbagai tantangan global saat ini.
Seruan tersebut disampaikan kepala negara melalui pre-recorded video message dalam sesi debat umum Sidang Majelis Umum (SMU) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-76 di New York, Amerika Serikat pada Rabu (22/9) waktu setempat.
Presiden menegaskan bahwa masyarakat dunia memiliki harapan besar atas hasil SMU-PBB guna menjawab kegelisahan dunia saat ini, seperti pandemic COVID-19 tak kunjung berakhir, perekonomian global yang belum pulih, ketahanan planet di masa depan serta dunia yang belum terbebas dari beragam konflik.
Di hadapan para pemimpin dunia, Presiden RI menyerukan empat hal penting yang harus ditindaklanjuti dengan langkah-langkah nyata.
Pertama, penanganan pandemik COVID-19 harus dilakukan dengan cepat, adil, dan merata.
“No one is safe until everyone is” tegas kepala negara, seraya menekankan bahwa upaya mempercepat penanganan COVID-19 diantaranya adalah vaksinasi.
Presiden Jokowi juga menyatakan bahwa politisasi dan diskriminasi terhadap vaksin masih terjadi, sehingga sangat penting untuk menata ulang arsitektur ketahanan kesehatan global.
Kedua, Presiden RI menggarisbawahi bahwa pemulihan perekonomian global hanya bisa dilakukan jika pandemik terkendali, dan seluruh negara bisa bekerja sama dan saling membantu.
Dia menekankan bahwa Indonesia, dan negara-negara berkembang lainnya, membuka pintu seluas-luasnya untuk investasi yang berkualitas.
Ketiga, Presiden Jokowi menyampaikan komitmen Indonesia dalam mengupayakan ketahanan iklim, pembangunan yang rendah karbon, serta teknologi hijau.
Presiden menegaskan bahwa proses transformasi energi dan teknologi ramah lingkungan harus memfasilitasi negara berkembang agar dapat berpartisipasi dalam pengembangan industri dan menjadi produsen teknologi.
“Pandemi COVID-19 mengingatkan kita tentang pentingnya penyebaran sentra produksi kebutuhan vaksin di dunia, di banyak negara,” ujar Jokowi.
Keempat, Presiden RI menekanka pentingnya upaya yang serius dalam melawan intoleransi, konflik, terorisme dan perang. “Perdamaian dalam keberagaman, jaminan hak perempuan dan kelompok minoritas harus kita tegakkan,” uajrnya.
Jokowi juga menyampaikan komitmen Indonesia dalam upaya mendukung proses perdamaian di Afghanistan, Palestina dan Myanmar, serta kesiapan Indonesia sebagai Presiden G20 pada 2022 dengan mengusung tema besar Recover Together, Recover Stronger atau Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat.
Dalam bagian penutup, Presiden RI menyampaikan harapan dan dukungan Indonesia terhadap multilateralisme dalam menghadapi agenda bersama dunia yang sangat berat.
“Sudah mendesak bagi kita untuk mengawal multilateralisme yang efektif dengan kerja dan hasil yang konkret. Let us work together to recover together, recover stronger,” ujar kepala negara.
Sesi high level week SMU-PBB ke-76 dengan tema Building Resilience Through Hope – To Recover from Covid-19, Rebuild Sustainably, Respond to The Needs Of The Planet, Respect The Rights Of People, And Revitalize The United Nations berlangsung mulai 21 hingga 27 September 2021.
Dalam suasana pandemik, para kepala negara/pemerintahan yang tidak dapat hadir secara fisik (in person) dapat menyampaikan pernyataan nasionalnya melalui pre-recorded video.
Pada sesi ke-75 tahun 2020, Presiden Jokowi juga menyampaikan pernyataannya lewat cara tersebut.
Laporan: Redaksi