Indonesia membutuhkan peran teknologi yang dapat membantu dalam pemrosesan bahan baku agar mendapatkan nilai tambah, sehingga mendorong perkembangan industri di Tanah Air.
Jakarta (Xinhua) – Indonesia dan China meningkatkan kerja sama ekonomi dan industri melalui koridor Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP), perjanjian perdagangan bebas antarnegara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan lima negara mitra, yang salah satunya adalah China.
Dalam pertemuan dengan Ketua Komite Kerja Sama Industri (Industry Cooperation Committee/RICC) RCEP China Xiu Ningning dan sejumlah perwakilan pelaku usaha China di Jakarta pada pekan lalu, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia menekankan perlunya peningkatan lebih lanjut terkait hubungan perdagangan dan investasi kedua negara.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier, selaku perwakilan Menteri Perindustrian Republik Indonesia dalam pertemuan tersebut, menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar dari sisi pasar dan bahan baku produksi.
“Dalam hal ini, Indonesia membutuhkan peran teknologi yang dapat membantu dalam pemrosesan bahan baku agar mendapatkan nilai tambah, hal itu sangat penting dalam mendorong perkembangan industri di Indonesia,” ujar Taufiek, seperti dikutip dalam pernyataan resminya.
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) menawarkan kepada investor China agar berkecimpung ke sektor industri makanan dan minuman mengingat pemerintahan selanjutnya memiliki program utama makan bergizi gratis, yang tentu saja turut membutuhkan dukungan dari sisi teknologi. GAPMMI menyatakan sudah ada tiga perusahaan besar China yang berinvestasi di sektor tersebut.
Laporan: Redaksi