Jakarta (Indonesia Window) – Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan status keanggotaan dari negara pengamat (observer) menjadi negara asosiasi (associate member) dalam Aliansi Pasifik (Pacific Alliance).
Hal tersebut dibahas dalam diskusi terbatas daring yang digelar oleh Kementerian Luar Negeri pada Selasa (20/10) dengan tema Peningkatan Status Indonesia menjadi Associate Member pada Aliansi Pasifik dan upaya memetakan langkah-langkah strategis dalam hubungan Indonesia dan aliansi tersebut.
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri, Ngurah Swajaya, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Amerika Latin merupakan kawasan potensial untuk perluasan akses pasar produk Indonesia serta penggalangan dukungan Indonesia di organisasi internasional.
Salah satu upaya untuk memaksimalkan potensi di kawasan tersebut adalah melalui peningkatan status keanggotaan Indonesia di Pacific Alliance.
Aliansi Pasifik merupakan organisasi kawasan Amerika Latin yang beranggotakan Chile, Kolombia, Peru dan Meksiko.
Sejak tahun 2015, Indonesia telah menjadi negara pengamat di organisasi kawasan itu.
Urgensi peningkatan status dari observer menjadi Associate Member terkait erat dengan perluasan akses pasar dan penetrasi produk nasional ke pasar potensial Amerika Latin.
Peningkatan status itu juga merupakan strategi untuk mendorong negosiasi PTA (preferential trade area) yang saat ini sedang berlangsung antara Indonesia dengan Peru dan Kolombia, sekaligus untuk membuka peluang perjanjian serupa dengan Meksiko.
Laporan: Redaksi