Jakarta (Indonesia Window) – Pemerintah Indonesia dan Imperial College London (ICL) terus membahas kemungkinan dilakukannya uji klinis tahap ketiga vaksin saRNA di tanah air, kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Pembahasan tersebut dilakukan saat kunjungan Menlu Retno dan delegasi Indonesia ke London, Inggris pada awal pekan ini.
Menlu menerangkan, vaksin saRNA memiliki arti penting karena memungkinkan pengembangan unit manufaktur modular atau pop up yang dapat memastikan akses cepat ke vaksin di manapun di dunia.
Vaksin saRNA memiliki kelebihan yang signifikan dibandingkan platform vaksin asam nukleat lainnya dengan menghasilkan tingkat ekspresi protein yang lebih tinggi secara eksponensial dari pada RNA (mRNA) atau DNA.
Sifat saRNA yang memperkuat diri (self-amplifying) berarti bahwa dosis yang diperlukan jauh lebih rendah untuk menginduksi kekebalan pelindung, sehingga memberikan keuntungan yang signifikan pada biaya dan kecepatan produksi.
Menlu melanjutkan bahwa dalam kunjungan tersebut, Kementerian Kesehatan RI menandatangani LoI (Letter of Intent) dengan ILC dan VacEquity Global Health Ltd. (VGH) mengenai berbagai potensi kerja sama strategis di masa mendatang.
Kerja sama tersebut mencakup penelitian, pendidikan dan inovasi terkait pengembangan platform vaksin self-amplifying RNA (saRNA); pencegahan dan pengendalian penyakit menular; teknologi kesehatan; dan peningkatan SDM di bidang kesehatan.
“Selama berada di London, kita juga melakukan pertemuan dengan beberapa peneliti dan pelajar Indonesia di bidang kedokteran khususnya dalam pengembangan alat diagnostik, efek terapeutik, dan vaksin COVID-19,” ujar Menlu Retno.
Efek terapeutik mengacu pada respons setelah perawatan dalam bentuk apa pun, yang hasilnya dinilai bermanfaat atau menguntungkan.
Menlu Retno menegaskan bahwa pertemuan di London tersebut sangat bermanfaat bagi upaya Indonesia dalam memperkuat health security (keamanan kesehatan) dan kemandirian nasional dalam menghadapi penyakit menular di masa depan.
Laporan: Redaksi