Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Indonesia membutuhkan setidaknya 3.500 triliun rupiah untuk menurunkan emisi karbon yang berasal dari sektor energi dan transportasi hingga 2030.

Biaya tersebut adalah dana mitigasi perubahan iklim berdasarkan sektor sesuai komitmen Indonesia yang menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional, kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam diskusi IAI Sustainability di Jakarta, Selasa.

Perkiraan biaya 3.500 triliun rupiah tersebut digunakan untuk mengurangi emisi di sektor energi dan transportasi sebanyak 314 Mton (juta ton) CO2e guna mencapai target penurunan emisi sesuai Nationally Determined Contributions (NDC) sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri.

Dalam dokumen NDC, Indonesia juga berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 41 persen atau sebesar 446 Mton CO2e melalui dukungan internasional hingga 2030.

Suahasil menjelaskan biaya itu akan digunakan untuk memberikan kompensasi bagi pembangkit berbasis bahan bakar fosil dan mengubah pembangkit yang ada menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Selain sektor energi dan transportasi, lanjutnya, mitigasi perubahan iklim di sektor kehutanan juga membutuhkan biaya sebesar 93,28 triliun rupiah dari 2020 hingga 2030.

Biaya tersebut digunakan untuk menurunkan emisi di sektor kehutanan sebesar 497 Mton CO2e sesuai target penurunan emisi NDC 29 persen dan 692 Mton CO2e sesuai target NDC 41 persen.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan