Banner

Indonesia-Arab Saudi bahas rencana kerja sama bidang perubahan iklim

Sejumlah duta besar negara sahabat menanam bibit pohon bakau pada Hari Pers Nasional yang digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara pada 9 Februari 2022. (Indonesia Window)

Jakarta (Indonesia Window) – Pemerintah Indonesia menindaklanjuti peluang kerja sama dengan Arab Saudi di bidang perubahan iklim khususnya terkait bakau (mangrove), terumbu karang, dan karbon biru (blue carbon)

Hal tersebut dibahas dalam kunjungan kerja delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan (PLK) Kemenko Marves Nani Hendiarti dan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana ke Riyadh pada 29-30 Maret 2022.

Kunjungan kerja itu merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ke Arab Saudi beberapa waktu yang lalu.

Pada hari pertama Delegasi Indonesia bertemu Kementerian Lingkungan, Pengairan dan Pertanian yang dipimpin oleh Osama Ibrahim Faqeeha selaku Deputi Menteri Lingkungan dari Kerajaan Arab Saudi didampingi Kepala National Centre for Vegetation Cover and Combatting Desertification, Kepala National Centre for Wildlife dan perwakilan King Abdullah Unversity of Science and Technology.

“Kami sangat menyambut baik apa yang telah disampaikan oleh pihak Arab Saudi dalam pertemuan tersebut. Saat ini Indonesia juga menargetkan rehabilitasi mangrove sebesar 600.000 hektare, termasuk karbon biru, restorasi terumbu karang, serta agenda Blue Halo-S yang akan dikerjasamakan dengan Arab Saudi,” kata Deputi Nani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Banner

Pada hari kedua, kunjungan kerja dilanjutkan ke Kementerian Energi Arab Saudi, di mana Delegasi Indonesia menyampaikan rencana transisi energi nasional yang dikaitkan dengan target Nationally Determined Contribution (NDC).

Indonesia juga menyampaikan Program Nett Zero Emission Bali tahun 2045, di mana Arab Saudi dapat berkontribusi di dalamnya.

Selain itu, Nani Hendiarti juga memaparkan program food estate Sumatera Utara yang sedang dibangun serta rencana pengembangan food estate baru di Sulawesi Tengah yang akan mendukung ketahanan pangan di Ibu Kota Nusantara Kalimantan Timur.

“Untuk pengembangan food estate ini juga mendapatkan perhatian serius dari pihak Arab Saudi, khususnya untuk komoditas sayuran, tepung terigu, bawang dan susu. Kami dari pihak Indonesia berupaya agar Arab Saudi dapat berkontribusi mengingat pengembangan food estate ini tidak hanya terkait komoditas tapi juga mekanisasi pertanian yang modern serta pengembangan kapasitas SDM,” tambah Nani.

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, Pemerintah Arab Saudi akan mendalami kembali proposal Indonesia dan kedua pihak akan melaksanakan pertemuan teknis virtual untuk mengkonkretkan bidang kerja sama yang disepakati.

Penandatangan dokumen kerja sama diupayakan dapat dilakukan oleh pejabat setingkat menteri pada bulan Mei atau paling lambat Juni 2022.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan