Keyakinan konsumen pada Juli 2022 yang tidak setinggi bulan sebelumnya terpantau pada seluruh kategori pengeluaran, terutama pada responden dengan pengeluaran 4,1 juta rupiah sampai 5 juta rupiah per bulan.
Jakarta (Indonesia Window) – Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Juli 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga, tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 123,2.
IKK tetap berada pada level optimis karena nilainya lebih tinggi dari 100, meski tidak setinggi indeks pada bulan sebelumnya yang sebesar 128,2.
“Optimisme konsumen yang tetap terjaga tersebut ditopang oleh tetap kuatnya ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan, terutama ekspektasi terhadap penghasilan dan lapangan kerja,” kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Keyakinan konsumen pada Juli yang tidak setinggi bulan sebelumnya terpantau pada seluruh kategori pengeluaran, terutama pada responden dengan pengeluaran 4,1 juta rupiah sampai 5 juta rupiah per bulan.
Berdasarkan usia, tertahannya IKK Juli 2022 terindikasi di sebagian besar kelompok responden, terutama pada responden berusia 31-40 tahun.
Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi enam bulan ke depan terpantau tetap kuat, tercermin dari Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) Juli 2022 sebesar 135,5 atau masih berada di level optimis yakni di atas 100, meski sedikit menurun dari 141,8 yang tecatat pada Juni.
“Tetap kuatnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan terutama ditopang oleh ekspektasi terhadap penghasilan yang menurun 2,4 poin menjadi 138,3 pada Juli 2022,” jelas Erwin.
Sementara itu, ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan ke depan dan ekspektasi terhadap kegiatan usaha ke depan juga masih terjaga pada level optimis meski masing-masing turun sebesar 8,7 dan 8,0 poin menjadi 134,5 dan 133,5, lanjutnya.
Survei BI juga menunjukkan, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi terpantau menurun pada Juli 20220, tampak dari rata-rata proporsi pendapatan untuk konsumsi yang menurun dari 74,2 persen menjadi 73,4 persen.
Sementara itu, rata-rata proporsi pembayaran cicilan atau utang (debt to income ratio) sebesar 9,6 persen, tidak jauh berbeda dari 9,7 persen pada bulan sebelumnya, dan proporsi pendapatan konsumen yang disimpan meningkat dari 16,2 persen menjadi 17,0 persen.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau menurun di sebagian kategori pengeluaran, kecuali pada responden dengan tingkat pengeluaran 2,1 juta rupiah sampai 3 juta rupiah dan 3,1 juta rupiah sampai 4 juta rupiah.
“Sementara itu, peningkatan porsi tabungan terhadap pendapatan tercatat pada responden dengan tingkat pengeluaran 1–2 juta rupiah dan 2,1–3 juta rupiah per bulan” ujar Erwin.
Laporan: Redaksi