Hasil panen biji-bijian Rusia mencatat rekor baru, mencapai 150 juta ton hingga saat ini, dengan peningkatan signifikan dalam hasil panen kentang, sayur-sayuran rumah kaca, buah-buahan, kedelai dan rapeseed (tanaman biji-bijian penghasil minyak), dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Moskow, Rusia (Xinhua) – Rusia mencetak rekor baru dalam output biji-bijian tahun ini, dengan memanen 150 juta ton hingga saat ini, demikian disampaikan Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin, pada Rabu (2/11).
Di saat musim panen akan segera berakhir di negara tersebut, sektor pertanian telah menunjukkan hasil yang sangat baik tahun ini, yang akan meningkatkan level ketahanan pangan Rusia, kata Mishustin pada sebuah pertemuan pemerintah.
Terdapat peningkatan signifikan dalam hasil panen kentang, sayur-sayuran rumah kaca, buah-buahan, kedelai dan rapeseed (tanaman biji-bijian penghasil minyak) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ujarnya.
Menurut Mishustin, pemerintah Rusia mengalokasikan sekitar 380 miliar rubel (96,3 triliun rupiah) sebelumnya pada tahun ini untuk mendanai pengembangan pertanian di negara tersebut.
Selain itu, pada Rabu yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam panggilan via telepon bahwa Rusia siap untuk mengirimkan “sejumlah besar” biji-bijian ke negara-negara termiskin secara gratis sebagai bantuan kemanusiaan.
Rusia kembali ke kesepakatan
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menyambut baik pengumuman dari Rusia tentang kembalinya negara tersebut dalam implementasi kesepakatan untuk memfasilitasi ekspor biji-bijian melalui Laut Hitam, tutur juru bicara Guterres pada Rabu (2/11).
Guterres berterima kasih atas upaya diplomatik Turki, dan juga menyampaikan terima kasih kepada koordinator PBB Amir Abdulla beserta timnya atas upaya mereka “menjaga jalur pasokan pangan yang penting ini tetap terbuka,” kata Stephane Dujarric, juru bicara sekjen PBB, dalam sebuah pernyataan.
Guterres melanjutkan keterlibatannya dengan semua pihak menuju pembaruan dan implementasi penuh Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative), dan juga tetap berkomitmen untuk mengatasi hambatan-hambatan lain dalam ekspor pangan dan pupuk Rusia, kata pernyataan itu.
Pada 22 Juli, Rusia dan Ukraina secara terpisah menandatangani sebuah dokumen di Istanbul bersama Turki dan PBB tentang ekspor biji-bijian dan pupuk dari Ukraina dan Rusia untuk memastikan pasokan ke pasar global di tengah konflik Rusia-Ukraina.
Pada 29 Oktober lalu, Rusia mengumumkan keputusan untuk segera menangguhkan implementasi Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam tanpa batas waktu, menuduh Ukraina meluncurkan serangan pesawat nirawak (drone) terhadap sejumlah kapal dan infrastruktur Armada Laut Hitam Rusia di pangkalan angkatan laut di Sevastopol.
Pada Rabu, Rusia mengumumkan kembalinya negara itu dalam implementasi Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam, dengan mengatakan bahwa Ukraina berjanji tidak akan menggunakan koridor kemanusiaan untuk serangan militer.
*1 rubel = 256 rupiah
Laporan: Redaksi