Banner

Pembangkit listrik terbesar di Kamboja mulai beroperasi didukung investasi China

Foto dari udara yang diabadikan pada 16 Desember 2022 ini menunjukkan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara 2×350 MW Huadian Preah Sihanouk di Provinsi Preah Sihanouk, Kamboja. (Xinhua/Li Xinlin)

Pembangkit listrik tenaga batu bara Huadian Preah Sihanouk di Kamboja telah berhasil lulus uji operasi dan secara resmi dioperasikan, menjadi proyek pembangkit listrik terbesar di negara itu, dengan mengadopsi standar, teknologi, dan peralatan China dengan kapasitas terpasang sebesar 2×350 megawatt (MW).

 

Phnom Penh, Kamboja (Xinhua) – Pembangkit listrik tenaga batu bara Huadian Preah Sihanouk di Kamboja pada Jumat (16/12) berhasil lulus uji operasi dan secara resmi dioperasikan, menjadi proyek pembangkit listrik terbesar di negara itu.

Pembangkit Listrik Tenaga Batubara 2×350 MW Huadian Preah Sihanouk di Kamboja (Huadian Preah Sihanouk 2×350 MW Coal-fired Power Plant in Cambodia/HSPGC Power Plant) yang berada di bawah naungan China Huadian Overseas Investment Co., Ltd. mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pembangkit tersebut mengadopsi standar, teknologi, dan peralatan China dengan kapasitas terpasang sebesar 2×350 megawatt (MW).

“Ini merupakan pembangkit listrik tenaga batu bara dengan kapasitas terpasang terbesar, indikator paling canggih, dan tingkat perlindungan lingkungan tertinggi di Kamboja,” ujar pihak pembangkit listrik tersebut.

“Operasional penuh HSPGC sangat penting untuk meningkatkan struktur pasokan listrik Kamboja dan menyempurnakan infrastruktur listrik Kamboja,” kata mereka.

Pembangunan pembangkit yang terletak di Provinsi Preah Sihanouk, Kamboja barat daya, tersebut memakan waktu 27 bulan dari Agustus 2020 hingga November 2022.

Permintaan energi di Kamboja melonjak menjadi 4.014 MW pada 2021, naik 1 persen dari 3.972 MW pada tahun sebelumnya, menurut Otoritas Listrik Kamboja (Electricity Authority of Cambodia/EAC).

Sekitar 3.033 MW dihasilkan secara lokal oleh bendungan hidroelektrik, pembangkit listrik tenaga batu bara, pembangkit listrik tenaga diesel, pembangkit listrik tenaga surya, serta pembangkit listrik tenaga biomassa, dan 981 MW diimpor dari negara-negara tetangga yakni Thailand, Laos, dan Vietnam, kata EAC.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan