Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Harga minyak menguat pada awal perdagangan Asia pada Rabu pagi, memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya setelah Bank Sentral China mengatakan akan mendukung ekonomi negara ini.

Namun kekhawatiran tentang permintaan membebani masa depan, karena pihak berwenang di Beijing berlomba untuk membasmi wabah COVID-19 yang baru muncul dan mencegah penguncian seluruh kota yang melemahkan dan telah menyelimuti Shanghai selama sebulan.

Harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 1,11 dolar AS atau 1,1 persen, menjadi diperdagangkan di 106,10 dolar AS per barel pada pukul 00.19 GMT.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 84 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 102,54 dolar AS per barel.

Harga minyak mentah naik sekitar 3,0 persen di sesi sebelumnya dalam perdagangan yang bergejolak.

Banner

Bank Sentral China pada Selasa (26/4) mengatakan akan meningkatkan dukungan kebijakan moneter yang hati-hati untuk ekonominya. Setiap stimulus akan meningkatkan permintaan minyak.

Sementara itu, Gazprom Rusia mengatakan kepada PGNiG Polandia akan menghentikan pasokan gas di sepanjang pipa Yamal mulai Rabu pagi, kata PGNiG dalam sebuah pernyataan. Gazprom mengatakan Polandia perlu mulai melakukan pembayaran di bawah skema baru mulai Selasa (26/2).

Berita itu mengirim NYMEX ultra-low-sulfur diesel berjangka naik lebih dari 9,0 persen pada Selasa (26/4) menjadi menetap di 4,47 dolar AS per galon, rekor penutupan.

Dalam pasokan, data Pemerintah AS tentang persediaan minyak mentah akan dirilis pada Rabu waktu setempat. Data industri pada Selasa (26/4) menunjukkan stok minyak mentah dan sulingan AS naik pekan lalu sementara persediaan bensin turun.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan