Banner

Harga minyak berlanjut turun di Asia jelang pembicaraan nuklir AS-Iran

Illustrasi. Fasilitas pengeboran dan pengolahan minyak dan gas bumi milik Aramco Arab Saudi. (Aramco)

Jakarta (Indonesia Window) – Harga minyak melanjutkan penurunan di perdagangan Asia pada Selasa pagi, menjelang dimulainya kembali pembicaraan tidak langsung antara Amerika Serikat (AS) dan Iran yang dapat menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dan mengarah pada penghapusan sanksi terhadap penjualan minyak Iran sehingga meningkatkan pasokan global.

Harga minyak mentah Brent terakhir turun 36 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 92,33 dolar AS per barel pada pukul 01.47 GMT, setelah mencapai level tertinggi tujuh tahun di 94 dolar pada Senin (7/2).

Harga Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 26 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 91,06 dolar AS per barel.

Kedua kontrak minyak telah menyentuh puncak tujuh tahun terakhir, didukung oleh permintaan global yang kuat, ketegangan yang sedang berlangsung di Eropa Timur dan potensi gangguan pasokan karena kondisi cuaca AS yang dingin.

Pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015, yang berlangsung di Wina, akan dilanjutkan pada Selasa setelah jeda 10 hari.

Banner

Amerika Serikat telah memulihkan beberapa keringanan sanksi, sementara Iran menuntut pencabutan sanksi sepenuhnya dan jaminan AS tidak akan ada langkah hukuman lebih lanjut.

“Minyak mentah berjangka lebih rendah karena momok minyak Iran memukul pasar membebani sentimen,” kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan pada Selasa, mencatat bahwa negosiator telah mengutip “kemajuan” dalam mencapai kesepakatan yang “pada akhirnya akan memulihkan minyak negara yang kena sanksi itu” ke pasar global.

“Namun demikian, lebih banyak sinyal bullish terus muncul untuk minyak,” tambah mereka, menunjuk ke Arab Saudi menaikkan harga minyaknya dan penutupan tak terduga dari kilang AS.

Saudi Aramco mengatakan pada Sabtu (5/2) bahwa pihaknya telah menaikkan harga untuk semua kadar minyak mentah yang dijualnya ke Asia pada Maret dari Februari, sejalan dengan ekspektasi pasar, yang mencerminkan permintaan yang kuat di Asia dan margin yang lebih kuat untuk minyak gas dan bahan bakar jet.

Di AS, stok minyak mentah dan bensin kemungkinan naik pekan lalu, sementara persediaan produk sulingan terlihat turun, menurut jajak pendapat awal Reuters pada Senin (7/2).

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan