Muhammadiyah Center for Entrepreneurship and Business Incubator (MCEBI) memfokuskan pada penciptaan usaha produk jasa yang mengandalkan soft skill berbasis web dalam kewirausahaan kampus di tahun-tahun mendatang.
Jakarta (Indonesia Window) – Muhammadiyah Center for Entrepreneurship and Business Incubator (MCEBI) memfokuskan pada penciptaan usaha produk jasa yang mengandalkan soft skill berbasis web dalam kewirausahaan kampus di tahun-tahun mendatang.
Hal tersebut disampaikan di Klinik Bisnis yang diselenggarakan MCEBI, yang merupakan agenda tahunan yang sebelumnya diselenggarakan bersama praktisi dan pengusaha. Klinik Bisnis MCEBI kali ini digelar untuk menentukan model inkubasi ke depan, kata Ketua MCEBI Dr. Endang Rudiatin dalam siaran pers MCEBI yang diterima Indonesia Window di Jakarta, Jumat.
“Society 5.0 adalah tentang mengintegrasikan teknologi ke dalam kehidupan kita dengan cara yang lebih cerdas, manusiawi, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Endang juga menyebutkan besarnya andil Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dalam melahirkan dan membesarkan MCEBI, antara lain dengan memberikan berbagai fasilitas bagi para mahasiswa yang menggerakkan MCEBI dan bekerja sama dengan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr. Septa Chandra.
MCEBI yang didirikan oleh 30 Lembaga Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) menyelenggarakan pengukuhan pengurus periode 2023-2025 dan Klinik Bisnis pada Rabu, (28/2) oleh Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M.P. anggota Majelis Diktilitbang PP Muhammadyah.
Acara yang bertajuk ‘Studentpreneurs in Facing Challenges and Opportunities in the Era of Society 5.0’ itu digelar di auditorium Fakultas Ilmu Pendidikan UMJ (FIP UMJ) secara hybrid.
Dalam kata sambutannya Paristiyanti mendorong MCEBI agar menjadi pelopor dalam mendorong akselerasi peningkatan persentase jumlah wirausahawan karena jumlah mahasiswa yang mau berwirausaha masing sedikit.
Acara pengukuhan pengurus MCEBI yang berjumlah 32 PTMA dan Klinik Bisnis tersebut dihadiri para dosen pengurus MCEBI, mahasiswa, dan para rektor PTMA di mana pengurus MCEBI bertugas sebagai dosen. Para Rektor PTMA yang hadir secara luring antara lain Rektor UNIMUDA Sorong Dr. Rustamadji, Rektor UM Berau Dr. H. Muhammad Bayu, Wakil Rektor III UMT Dr. Enawar, dan sebanyak 20 rektor lagi bergabung secara online.
Rektor UM Jakarta Prof. Ma’mun Murod menyampaikan bahwa UMJ menjadi salah satu pelopor dalam pembentukan MCEBI. “UMJ menjadikan kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib bagi para mahasiswa sebagai bentuk dukungan universitas,” katanya.
Usai pengukuhan, acara dilanjutkan dengan peringatan milad ke-2 MCEBI. Dalam kiprahnya MCEBI telah melakukan serangkaian kegiatan mulai dari klinik bisnis, boot camp, bazaar dan pameran, serta mendampingi mahasiswa melakukan sertifikasi produk dan mengikuti temu bisnis bersama eksportir.
Klinik Bisnis dan Bootcamp Studentpreneur merupakan agenda tahunan dan forum berbagi pengalaman para praktisi dan pakar dengan mahasiswa yang menekuni wirausaha.
Tahun ini Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. Dr. Bambang Setiaji, berdialog dengan lima mahasiswa yang dinobatkan sebagai wirausahawan terbaik saat boot camp Juli 2023 di Menoreh, Yogyakarta. Mereka adalah Atikah Nur Azizah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Priska dari ITBM Bali, Sunarti dari UM Ponorogo, dan M. Mur Akmal dan Abdul Rahman dari UMKalimantan Timur sebagai pendatang baru di dunia bisnis jasa.
Dari pengalaman menyelenggarakan Klinik Bisnis selama dua tahun, MCEBI mendapatkan model pengembangan inkubasi bisnis dan kewirausahaan melalui pengembangan soft skill untuk menghasilkan produk jasa dengan menggunakan teknologi informasi dan teknologi serta kecerdaasan buatan, seperti teknologi keuangan (financial technology/fintech) dalam transaksi, pengolahan data bisnis, analisa pasar, ataupun manajemen risiko dan sejenisnya.
Prof. Bambang Setiaji memberikan kiat kepada para panelis studentpreneur untuk tidak terpaku pada produk barang apalagi kuliner yang semakin menjamur. “Mahasiswa mesti mengembangkan keilmuan yang diperolehnya di perguruan tinggi untuk menghasilkan produk jasa yang lebih dibutuhkan setelah Artificial Intelligence menjadi kebutuhan pasar,” katanya
Di kesempatan lainnya, Ketua Lembaga Pemeriksa Halal PP Muhammadiyah, Prof. Nadratuzzaman Hosen, menyatakan bahwa mahasiswa harus menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan pasar bukan hanya berdasarkan tren memiliki usaha.
Laporan: Redaksi