Fokus Berita – Halal Kulture Market sasar Gen Z dan Milenial untuk terapkan gaya hidup halal

CEO Mumtaz Creative Media, Agung Paramata (kanan) dan manajemen Mumtaz Creative Febrianto Kurniawan (kiri), pada acara peluncuran Halal Kulture Market di Jakarta, Kamis (11/7/2024). (Indonesia Window/Ronald Rangkayo)

Halal Kulture Market diharapkan menjadi platform yang menghubungkan antara gaya hidup halal yang dikemas secara kreatif dan kaum muda Indonesia.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Lahir dan tumbuh di era lompatan teknologi dan ekonomi yang semakin mapan, Generasi Milenial (lahir antara 1981 dan 1996) dan Gen Z (lahir antara 1997 dan 2012) dikenal dengan karakteristik-karakteristik yang positif, seperti inklusif, kreatif, ekspresif, serta menyukai kepraktisan dan memililiki kemampuan multitasking.

Namun di sisi lain, tak sedikit dari mereka kurang fokus pada suatu hal, cenderung egosentris, permisif, serta mudah stres, cemas yang berlebihan, bahkan depresi.

Tak hanya karena dengan karakteristik tersebut, dua periode generasi ini digadang-gadang akan menjadi generasi Emas Indonesia 2045, tapi juga karena jumlah mereka kini mencapai 144,32 juta jiwa, atau 53,81 persen dari total populasi Indonesia.

Menjawab tantangan sosio-demografi Indonesia tersebut, Halal Kulture Market yang diluncurkan pada Kamis (11/7) oleh PT Mumtaz Creative Media, diharapkan menjadi platform yang menghubungkan antara gaya hidup halal yang dikemas kreatif dan kaum muda Indonesia.

“Dengan menginternalisasikan prinsip hidup halal, diharapkan Milenial dan Gen Z dapat menjadi agen perubahan yang membawa inspirasi, harapan dan kebaikan dalam masyarakat dan lingkungan sekitarnya,” ujar CEO Mumtaz Creative, Agung Paramata, pada acara peluncuran tersebut.

Halal Kulture Market Indonesia yang rencananya diselenggarakan mulai 1 hingga 3 November 2024 di Hall 1-2 ICE BSD, Tangerang, Banten, akan menampilkan sejumlah program acara yang disesuaikan dengan karakteristik Milenial dan Gen Z.

Agung berpendapat, kecanggihan teknologi digital “faktanya telah memberikan ruang-ruang digital yang membangun konstruksi spiritualitas generasi Milenial dan Gen Z secara hybrid, sehingga kurang substantif.”

“Halal Kulture Market kami hadirkan untuk memberikan ruang eksistensi dan aktualisasi bagi mereka dalam memaknai deen (agama) Al-Islam secara mendalam sesuai tuntunan Rasulullah (ﷺ),” tegasnya.

Menurutnya, Halal Kulture Market 2024 yang merupakan pertama kali digelar, juga merupakan sebuah ekosistem bisnis yang menstimulasi tumbuhnya komunitas-komunitas anak muda “hijrah” yang kreatif, yang mampu melahirkan produk-produk halal kekinian.

Dia mengatakan, keunggulan Milenial dan Gen Z tidak hanya melek dan mahir teknologi, tapi juga kreatif dan inovatif dalam berkarya. “Mereka juga memiliki keberanian untuk mencoba hal-hal baru dan berjiwa mandiri untuk membangun wirausaha.”

Agung berharap Halal Kulture Market bisa menjadi inkubator bisnis dan branding bagi produk-produk kreatif besutan anak muda yang notabene memiliki karakteristik menonjol dari segi formulasi, desain kemasan, cara pemasaran, hingga pengalaman berbelanja.

Brand indie, lanjutnya, juga cenderung lebih mudah membentuk fanbase lantaran gaya komunikasi yang lebih akrab selayaknya sosok teman. “Halal Kuture Market diharapkan menjadi trendsetter gaya hidup halal Milenial dan Gen Z yang selalu ditunggu kehadirannya, karena banyak hal baru diluncurkan di event ini,” imbuhnya.

Meski event ini baru pertama kali digelar, Agung optimistis bisa menarik setidaknya 25.000 pengunjung. Saat ini, Mumtaz Creative masih membuka kesempatan kepada para mitra yang ingin berkolaborasi dan mendukung membuminya halal lifestyle di kalangan anak muda.

Mengusung tema besar ‘Connected, Elevated Halal into Your Lifestyle’, Mumtaz Creative berkolaborasi dengan berbagai mitra dan komunitas dalam menyuguhkan program-program acara yang ramah anak dan keluarga, serta cocok diikuti oleh kaum remaja hingga dewasa muda.

Halal Kulture Market
CEO Mumtaz Creative Media, Agung Paramata (tengah) dan manajemen Mumtaz Creative Febrianto Kurniawan (kiri), pada acara peluncuran Halal Kulture Market di Jakarta, Kamis (11/7/2024), dengan moderator, Steny Agustaf (kanan). (Indonesia Window/Ronald Rangkayo)

Salah satu manajemen Mumtaz Creative, Febrianto Kurniawan, menjelaskan tema ‘connected’ yang berarti terhubung memiliki makna membangun ukhuwah (ikatan persaudaraan), sementara ‘elevated’ mengandung harapan agar Halal Kuture Market memberikan banyak faedah dan manfaat bagi masyarakat, khususnya kaum muda, serta meningkatkan kompetensi mereka.

“Milenial dan Gen Z membutuhkan edukasi keagamaan. Setelah mengunjungi Halal Kuture Market, diharapkan mereka membawa experience, bekal yang bermanfaat, dan paling tidak, tidak galau lagi,” ujar Obi, panggilan akrab Febrianto Kurniawan.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjutnya, Halal Kuture Market akan menawarkan program-program acara, seperti ‘faedah talk’, ‘inspiration corner’, ‘community space’, dan ‘classroom session’, di mana para pengunjung dapat saling berbagai untuk memulai bisnis mereka sendiri, serta mengambil pelajaran dari pengalaman para pebisnis yang telah meraih kesuksesan.

Sementara itu, di area mini stage, para pengunjung bisa menyimak obrolan santai yang mengulas topik hangat dan hobi bersama para ahli, selain memperdalam ilmu keagamaan melalui ‘Deep Talk’ bersama para ustadz, dan bedah buku.

Sekitar 200 exhibitor dari berbagai brand established dan indie yang meliputi produk fesyen, herbal dan farmasi, kosmetik, perjalanan, pendidikan, makanan dan minuman, keuangan syariah, wedding organizer, dan multiproduct, akan hadir di Halal Kuture Market.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan