Jakarta (Indonesia Window) – Haji 1441 Hijriah/2020 hanya akan diikuti oleh tidak lebih dari 10.000 penduduk Arab Saudi yang terdiri atas 70 persen warga asing dan 30 persen warga lokal.
Diantara warga asing tersebut adalah Ruslan Margoshvili, warga negara Georgia yang pindah ke Arab Saudi pada 17 tahun lalu untuk belajar Bahasa Arab.
Dia dan istrinya, Milana, adalah di antara ekspatriat yang akan menunaikan haji tahun di tengah pandemik COVID-19.
“Saya kira tidak ada haji tahun ini karena keadaan yang sedang terjadi di seluruh dunia,” kata Margoshvili, seraya menambahkan bahwa setelah mengetahui bahwa pemerintah kerajaan membuka pendaftaran haji melalui sistem dalam jaringan, mereka langsung mendaftar.
Pendaftaran haji dibuka melalui situs jejaring Kementerian Haji dan Umroh pada 6-10 Juli 2020 dengan persyaratan ketat menyangkut kesehatan.
“Saya tidak bisa menggambarkan bantuan mereka. Setiap hari kami dihubungi oleh operator yang menginformasikan para peziarah tentang perjalanan yang dijalani. Seseorang yang telah melakukan haji dibersihkan dari segala dosa. Bayangkan bagaimana perasaan seorang Muslim yang akan melaksanakan haji,” tutur Margoshvili.
Dia menyelesaikan pendidikan doktor di Universitas King Saud, sementara Milana sedang menyelesaikan kuliah di Universitas Princess Nourah Bint Abdul Rahman.
Pasangan ini membesarkan dua anak mereka di Arab Saudi, tempat mereka dilahirkan.
Margoshvili mengatakan bahwa dia tidak pernah merasa menjadi orang asing selama tinggal di Arab Saudi.
“Bahkan selama liburan ketika saya kembali ke tanah air saya, saya merindukan negara ini,” tambahnya.
Laporan: Redaksi