Gempa bumi di Nepal yang mengguncang Provinsi Karnali pada 3 November lalu menewaskan 157 orang dan 349 lainnya luka-luka, sementara 17.529 rumah ditemukan rusak sebagian dan 17.792 lainnya hancur total.
PBB (Xinhua) – Gempa bumi bermagnitudo 6,4 yang mengguncang Provinsi Karnali di Nepal pada Jumat (3/11) merupakan gempa bumi terbesar di negara tersebut sejak gempa bumi bermagnitudo 5,6 pada 2015.
Menurut otoritas Nepal, total 157 orang dipastikan tewas dan 349 lainnya luka-luka, serta 17.529 rumah ditemukan rusak sebagian dan 17.792 lainnya hancur total.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyampaikan kesedihan yang mendalam atas gempa bumi yang terjadi di Nepal, demikian disampaikan juru bicaranya pada Senin (6/11).
“Baru saja kembali dari Nepal, dan dengan keramahtamahan serta semangat masyarakat di negara itu yang masih segar di hatinya, Sekretaris Jenderal PBB menyampaikan solidaritasnya kepada pemerintah dan masyarakat Nepal serta menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga para korban,” kata Stephane Dujarric, kepala juru bicara Guterres. “Dia mendoakan pemulihan yang cepat bagi mereka yang terluka.”
Dujarric mengatakan badan dunia tersebut bekerja sama dengan otoritas setempat untuk memberikan bantuan cepat, termasuk makanan, tempat penampungan, dan obat-obatan, kepada mereka yang terdampak.
Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) telah mengirimkan enam metrik ton makanan ke daerah-daerah yang terdampak dan memberikan dukungan logistik kepada pemerintah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengerahkan obat-obatan dan pasokan untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan primer bagi 1.000 orang. UNICEF mendistribusikan lebih dari 2.000 set tempat penampungan darurat, dengan 3.000 set tambahan sedang dalam perjalanan. PBB untuk Perempuan (UN Women) berkolaborasi dengan kelompok-kelompok perempuan untuk mendukung dapur komunitas dan menyediakan paket-paket bantuan, ujar juru bicara tersebut.
Laporan: Redaksi