PBB tingkatkan peringatan dampak gelombang panas terhadap anak-anak di Asia Selatan

Seorang anak meminum jus di Munshiganj, Bangladesh, pada 25 Juni 2023. Gelombang panas telah melanda banyak wilayah di Bangladesh. (Xinhua)

Gelombang panas global diperkirakan akan meningkat di masa mendatang seiring dengan adanya perubahan iklim, membuat 460 juta jiwa anak-anak di kawasan Asia Selatan harus merasakan suhu di atas 35 derajat Celsius selama 83 hari atau lebih dalam setahun.

 

Jenewa, Swiss (Xinhua) – Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) meningkatkan peringatan tentang dampak gelombang panas global yang berlangsung saat ini terhadap anak-anak, terutama di Asia Selatan.

Frekuensi dan tingkat keparahan gelombang panas diperkirakan akan meningkat di masa mendatang seiring dengan adanya perubahan iklim, kata UNICEF pada Senin (7/8).

Asia Selatan memiliki persentase tertinggi terkait anak-anak yang terpapar suhu tinggi ekstrem, dan 76 persen anak berusia di bawah 18 tahun di kawasan ini, yakni sebanyak 460 juta jiwa, merasakan suhu di atas 35 derajat Celsius selama 83 hari atau lebih dalam setahun.

Gelombang panas global
Seorang anak yang terjangkit demam berdarah dirawat di sebuah rumah sakit di Dhaka, Bangladesh, pada 19 Juli 2023. (Xinhua)

“Ini berarti tiga dari empat anak di Asia Selatan telah terpapar suhu tinggi ekstrem, dibandingkan dengan hanya satu dari tiga anak (32 persen) secara global,” papar badan itu.

“Kehidupan dan kesejahteraan jutaan anak di seantero Asia Selatan kian terancam oleh gelombang panas dan suhu tinggi. Negara-negara di kawasan itu tidak termasuk yang terpanas di dunia saat ini, namun suhu panas di Asia Selatan menimbulkan risiko yang mengancam nyawa bagi jutaan anak rentan,” tutur Direktur Regional UNICEF untuk Asia Selatan Sanjay Wijesekera.

Gelombang panas global
Orang-orang mendinginkan diri di air di tengah musim panas yang menyengat di Provinsi Kunduz, Afghanistan, pada 2 Agustus 2023. (Xinhua/Ahmadi)

“Kami khususnya mengkhawatirkan bayi, balita, anak penderita malnutrisi, dan wanita hamil mengingat mereka merupakan kelompok paling rentan terpapar sengatan panas (heat stroke) dan dampak serius lainnya,” kata pejabat PBB tersebut.

Menurut Indeks Risiko Iklim Anak UNICEF 2021, anak-anak di Afghanistan, Bangladesh, India, Maladewa, dan Pakistan “berisiko sangat tinggi” terkena dampak perubahan iklim.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan