Fokus Berita – ASEAN, IORA dan PIF pererat hubungan kerja sama regional

Forum dialog ASEAN-IORA dan ASEAN-PIF dengan tema Menerapkan Komitmen Kolektif untuk Membangun Kerjasama berlangsung di ASEAN Headquarters, Jakarta, pada Kamis (19 September 2024). (Kementerian Luar Negeri RI) .

Forum dialog ASEAN-IORA dan ASEAN-PIF diadakan untuk memajukan proyek konkret sesuai dengan sektor kerja sama yang tercantum dalam Nota Kesepahaman antara ASEAN dengan Indian Ocean Rim Association (IORA) dan ASEAN dengan Pacific Islands Forum (PIF), yang telah ditandatangani di Jakarta pada 4 September 2023

 

Jakarta (Indonesia Window) – Forum dialog ASEAN-IORA dan ASEAN-PIF dengan tema ‘Implementing Collective Commitment to Establish Cooperation’ (Menerapkan Komitmen Kolektif untuk Membangun Kerjasama) berlangsung di ASEAN Headquarters, Jakarta, pada Kamis (19/9).

Forum dialog ASEAN-IORA dan ASEAN-PIF diadakan untuk menjajaki dan memajukan proyek konkret sesuai dengan sektor kerja sama yang tercantum dalam Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara ASEAN dengan Indian Ocean Rim Association (IORA) dan ASEAN dengan Pacific Islands Forum (PIF), yang telah ditandatangani di Jakarta pada 4 September 2023, ungkap Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan tertulisnya yang dikutip Indonesia Window pada Ahad.

Melalui MoU tersebut, ASEAN, IORA, dan PIF berkomitmen untuk mempromosikan kerja sama di beberapa bidang utama, termasuk kerja sama maritim, konektivitas, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030, ekonomi biru, people-to-people exchanges, pengurangan risiko bencana dan bantuan kemanusiaan, serta ekonomi digital dan hijau.

Dalam sambutan pembukaannya, Sidharto Reza Suryodipuro, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN di Kementerian Luar Negeri Indonesia, menekankan bahwa penandatanganan MoU tahun lalu telah memberikan fondasi yang kuat bagi ASEAN, PIF, dan IORA untuk memajukan kerja sama regional.

Mengingat wilayah-wilayah ini terhubung secara geografis dan menghadapi tantangan serupa, kerja sama dalam inisiatif ekonomi maritim dan biru menjadi semakin penting, kata Sidharto.

Dia juga menyoroti perlunya fokus pada ekonomi digital dan hijau, pembangunan berkelanjutan, serta penciptaan lapangan kerja di tengah perubahan geopolitik yang cepat dan perubahan ekonomi global. Penguatan people-to-people exchanges, tambahnya, sama pentingnya untuk memperdalam ikatan antar-komunitas dan memberikan dampak jangka panjang pada kehidupan sehari-hari masyarakat.

“Terdiri dari 47 negara dan sekitar 4 miliar penduduk, kawasan ini memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Dengan memprioritaskan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan solidaritas di antara negara-negara berkembang di Indo-Pasifik, kita dapat menempatkan diri untuk mencapai kemajuan nyata dalam lingkungan global yang semakin kompleks,” ujar Sidharto.

Nararya Soeprapto, Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Urusan Komunitas dan Korporasi, dalam sambutannya, menekankan pentingnya dialog ini sebagai tindak lanjut dari penandatanganan MoU antara ASEAN-PIF dan ASEAN-IORA.

Sekretariat ASEAN siap mendukung upaya menerjemahkan MoU tersebut menjadi proyek-proyek yang praktis, layak, dan nyata yang memberi manfaat bagi masyarakat di kawasan, tegasnya, seraya menambahkan, ASEAN dan PIF menghadapi tantangan serupa dalam konteks yang unik.

Sementara itu, Esala Nayasi, Deputi Sekretaris Jenderal untuk Kebijakan Strategis dan Pemrograman PIF dalam sambutannya, penandatanganan MoU antara ASEAN dan PIF pada 2023 merupakan langkah penting dalam menghadapi isu-isu regional bersama, seperti SDGs 2030, people-to-people exchanges, pengurangan risiko bencana, dan bantuan kemanusiaan.

Dia juga menyatakan optimisme mengenai pengembangan lebih lanjut kerangka kerja sama yang saling menguntungkan.

Demikian pula, Amanda Aspden, Direktur IORA, menekankan bahwa baik ASEAN maupun IORA memiliki pandangan masing-masing terhadap Indo-Pasifik. Dia menjelaskan bahwa dialog ini menawarkan peluang penting bagi kedua organisasi untuk mengembangkan kemitraan strategis dalam mengatasi tantangan bersama, khususnya di bidang-bidang yang diidentifikasi dalam MoU.

Dia menegaskan bahwa dialog tersebut membuka pintu untuk keterlibatan dan kerja sama yang lebih erat guna membangun kawasan yang damai, aman, stabil, inklusif, dan berkelanjutan.

Selama sesi diskusi, para pembicara dan peserta dari ASEAN, PIF, dan IORA berbagi perspektif tentang pelaksanaan kerja sama di bidang-bidang yang telah diidentifikasi, mengeksplorasi proyek konkrit yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan dan konektivitas di kawasan.

Beberapa proyek quick win turut diusulkan, termasuk antara lain berbagi praktik dan pengalaman terbaik serta inisiatif pengembangan kapasitas di bidang ekonomi biru dan hijau, ekonomi digital, pengurangan risiko bencana, dan konektivitas.

ASEAN Hall dipenuhi oleh peserta yang terdiri atas berbagai pemangku kepentingan, termasuk badan-badan sektor ASEAN, akademisi, serta perwakilan dari kementerian dan lembaga pemerintah. Entitas ASEAN, think-tanks, dan organisasi non-pemerintah juga turut hadir memberikan gagasan.

Dialog yang berjalan interaktif, menjadi platform bagi peserta dari berbagai latar belakang untuk berbagi wawasan dan keahlian mereka. Keberagaman perspektif ini memperkaya diskusi secara signifikan, menciptakan suasana kolaboratif dan menghasilkan usulan kegiatan projek yang dapat ditindaklanjuti.​

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan