Banner

Fokus Berita – Penghargaan swasembada beras dari IRRI kado HUT ke-77 Indonesia

Presiden Joko Widodo menerima penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) yang diserahkan oleh Direktur Jenderal IRRI Jean Balie, di Istana Negara, Jakarta, Ahad (14/8/2022). (Sekretariat Kabinet RI)

Jakarta (Indonesia Window) – Pemerintah Indonesia telah memperoleh Penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi dari International Rice Research Institute (IRRI).

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa penghargaan tersebut adalah kado Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Indonesia.

“Ini kado terbesar di Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia karena International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penghargaan kepada Bapak Presiden Republik Indonesia,” ujar mentan dalam keterangan pers, usai mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima penghargaan tersebut, di Istana Negara, Jakarta, Ahad.

Syahrul menambahkan, penghargaan ini merupakan wujud pengakuan dunia internasional terhadap sistem pertanian dan pangan Indonesia.

“(IRRI) telah memberikan pengakuan terhadap sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan swasembada beras tahun 2019-2021 melalui penggunaan teknologi dan inovasi berbagai aspek di bidang pertanian. Indonesia bahkan telah berhasil membangun berbagai bendungan dan irigasi yang menjadi tolok ukur hadirnya pertanian yang kuat,” ujarnya.

Banner

Capaian ini, kata mentan, diperoleh melalui kerja keras yang terintegrasi dari semua pihak.

“Tadi Bapak Presiden juga menyampaikan bahwa hadiah hari ini adalah sebagai pengakuan dan penghargaan dunia dari IRRI ini, atas hasil kerja yang terintegrasi dari semua pihak, bukan hanya pemerintah, lebih khusus petani, dengan menggunakan berbagai strategi yang tersistematis (dan) terstruktur, baik untuk sarana dan prasarana, budidaya, maupun teknologi-teknologi pertanian, termasuk di dalamnya varietas unggul, pemupukan yang berimbang, mekanisasi pertanian, pengendalian hama juga sudah dilakukan,” ujarnya.

Bahkan, lanjut mentan, IRRI dan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB atau FAO juga memberikan pengakuan terhadap pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang cukup masif untuk sektor pertanian.

“Ini adalah suatu kebanggaan bagi semua petani dan semua stakeholder pertanian, dengan Bapanas (Badan Pangan Nasional). Tentu saja ini menjadi suatu dorongan untuk kita kerja lebih bersinergi ke depan dengan lebih kuat,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, mentan juga menekankan bahwa pihaknya juga terus meningkatkan kesiapan ketahanan pangan nasional untuk mengantisipasi krisis pangan global.

“Tahun depan harus kita persiapkan lebih kuat lagi karena tidak ada yang bisa memprediksi situasi dan kondisi baik alam maupun perkembangan geopolitik,” ujarnya.

Banner
Fokus berita – Penghargaan swasembada beras dari IRRI kado HUT ke-77 Indonesia
Penghargaan IRRI untuk Indonesia (Syahrul Yasin Limpo/Twitter)

Kunci keberhasilan

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria menilai bahwa keberhasilan Indonesia tersebut dapat dicapai karena tiga hal, yaitu intensifikasi, ekstensifikasi dan program diversifikasi, serta pengembangan varietas unggulan.

Arif mengungkapkan, produktivitas padi Indonesia saat ini menempati posisi kedua di Asia Tenggara.

“Ini adalah satu hal yang sangat baik sekali. Kalau ini terus dipertahankan, terus didorong, saya kira kita harus optimistis bahwa kita bisa tidak saja mandiri pangan, akan tetapi juga bisa menjadi eksportir beras,” kata Arif.

“Terima kasih kepada FAO dan juga IRRI yang selalu mendukung pertanian Indonesia,” kata Arief.

Sementara itu, Direktur Jenderal IRRI Jean Balie mengungkapkan bahwa dia senang berada Indonesia untuk merayakan capaian Indonesia dalam sektor agrikultur.

Banner

“Pada kesempatan ini, saya menyerahkan plakat kepada Presiden Jokowi sebagai bentuk pengakuan dan ucapan selamat atas keberhasilan Indonesia mencapai swasembada beras dan meningkatkan sistem ketahanan pangan nasional,” katanya saat menyerahkan penghargaan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara di Jakarta pada Ahad.

Penghargaan tersebut bertajuk ‘Penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi’.

Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo juga mengungkapkan terima kasih kepada seluruh rakyatnya, terutama para petani yang telah bekerja di sawah.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, utamanya kepada pelaku riil yang bekerja di sawah, para petani Indonesia, atas kerja kerasnya tentu saja, para bupati, para gubernur, Kementerian Pertanian yang semuanya bekerja sama dengan riset-riset dari universitas-universitas, perguruan tinggi yang kita miliki,” kata kepala negara.

Presiden mengungkapkan, sejak tahun 2015 pemerintah telah giat membangun infrastruktur di bidang pertanian, seperti bendungan, embung, dan jaringan irigasi.

“Seingat saya, sampai hari ini telah diresmikan 29 bendungan besar dan tahun ini akan selesai lagi, sehingga totalnya ada 38 bendungan. Dan sampai tahun 2024 akan kita selesaikan kurang lebih 61 bendungan plus embung 4.500 embung, dan 1,1 juta jaringan irigasi yang telah kita bangun selama tujuh tahun ini,” ujarnya.

Banner

Peningkatan infrastruktur pertanian diiringi dengan pemanfaatan varietas-varietas unggul padi serta program intensifikasi dan ekstensifikasi memacu peningkatan produksi beras di Tanah Air hingga Indonesia berhasil berswasembada.

Pada tahun 2019 produksi beras di tanah air sebesar 31,3 juta ton, atau sama dengan produksi di tahun 2020 dan 2021. Adapun stok beras yang dimiliki Indonesia hingga akhir April 2022, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), mencapai 10,2 juta ton.

“Inilah yang menyebabkan kenapa pada hari ini diberikan kepada kita sebuah sertifikat bahwa Indonesia dinilai memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan sudah swasembada pangan,” tutur kepala negara.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan