Jakarta (Indonesia Window) – Energi terbarukan saat ini memasok sekitar 12 persen daya di seluruh dunia, dibandingkan dengan 10 persen pada tahun 2020, menurut Laporan Transparansi Iklim (Climate Transparency Report) yang dikutip dari BBC, Kamis.
Laporan tersebut juga menunjukkan pertumbuhan pembangkit energi matahari dan angin di negara-negara kaya, dengan jumlah rekor kapasitas baru yang dipasang di seluruh kelompok G20 tahun lalu.
Secara politik, ada kemajuan yang signifikan dari kelompok G20 karena mayoritas mengakui bahwa target nol bersih diperlukan hingga sekitar pertengahan abad ini.
Semua anggota kelompok telah sepakat untuk menempatkan rencana karbon 2030 baru di atas meja perundingan sebelum konferensi iklim kritis COP26 di Glasgow, Skotlandia dimulai pada 31 Oktober hingga 12 November 2021.
Namun, China, India, Australia dan Arab Saudi belum melakukannya.
“Pemerintah G20 perlu datang ke meja dengan target pengurangan emisi nasional yang lebih ambisius. Angka-angka dalam laporan ini mengonfirmasi bahwa kita tidak dapat menggerakkan tombol tanpa mereka – mereka tahu itu, kita tahu itu – bola ada di tangan mereka di depan COP26,” kata Kim Coetzee dari Climate Analytics, yang mengoordinasikan analisis dalam laporan itu.
Sejumlah hal yang disorot dalam Laporan Transparansi Iklim adalah sebagai berikut.
Konsumsi batu bara diproyeksikan meningkat hampir 5 persen pada tahun 2021, dengan pertumbuhan yang didorong oleh China (menyumbang 61 persen dari pertumbuhan), Amerika Serikat (18 persen) dan India (17 persen).
AS (4,9 tCO2/kapita) dan Australia (4,1 tCO2/kapita) memiliki emisi bangunan per kapita tertinggi di G20 (rata-rata 1,4 tCO2/kapita), yang mencerminkan tingginya pangsa bahan bakar fosil, terutama gas alam dan minyak, yang digunakan untuk pembangkit panas.
Antara tahun 1999 dan 2018 telah terjadi hampir 500.000 kematian dan hampir 3,5 triliun dolar AS biaya ekonomi akibat dampak iklim di seluruh dunia, dengan China, India, Jepang, Jerman, dan AS mengalami pukulan hebat pada tahun 2018.
Di seluruh G20, pangsa pasar rata-rata kendaraan listrik (EV) saat ini dalam penjualan mobil baru tetap rendah di 3,2 persen (tidak termasuk Uni Eropa), dengan Jerman, Prancis, dan Inggris memiliki pangsa EV tertinggi.
Ada harapan bahwa baik India dan China akan mengajukan rencana nasional baru sebelum pertemuan di Glasgow, yang dapat memberikan dorongan signifikan untuk upaya mempertahankan target suhu Bumi di 1,5 derajat Celsius.
Laporan: Redaksi