Pemerintah Jerman pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk 2025 jadi 0,3 persen

Ekonomi Jerman mengalami kontraksi 0,2 persen pada 2024, menandai kali pertama negara itu mencatat penurunan beruntun sejak awal tahun 2000-an.
Berlin, Jerman (Xinhua/Indonesia Window) – Pemerintah Jerman pada Rabu (29/1) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya untuk 2025, memperkirakan bahwa ekonomi terbesar di Eropa itu akan mencatat ekspansi sebesar 0,3 persen alih-alih 1,1 persen yang diproyeksikan sebelumnya. Revisi itu menggarisbawahi beragam tantangan persisten yang dihadapi oleh ekonomi Jerman yang sedang lesu di tengah tekanan eksternal dan struktural yang sedang berlangsung.
Penurunan ini sebagian dikaitkan dengan runtuhnya ‘koalisi lampu lalu lintas’ (traffic light coalition) yang berkuasa di negara itu, yang mencakup Partai Demokrat Sosial (SPD), Partai Hijau (The Greens), dan Partai Demokrat Merdeka (FDP), yang berujung pada penangguhan inisiatif stimulus pertumbuhan, menurut laporan perkiraan ekonomi tahunan yang dirilis oleh Kementerian Federal untuk Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim Jerman.
Sementara itu, meningkatnya ketidakpastian terkait kebijakan ekonomi dan perdagangan Amerika Serikat (AS), bersama dengan pemilihan umum yang akan digelar di Jerman, semakin membebani prospek pertumbuhan yang sudah rentan tersebut, menurut laporan itu.
“Ekonomi Jerman berada dalam posisi sulit pada awal 2025,” ungkap Menteri Perekonomian Jerman Robert Habeck.

Berbagai tantangan global, termasuk meningkatnya ketegangan geopolitik dan krisis energi, menjadi pukulan keras bagi ekonomi yang mengandalkan industri dan ekspor itu, imbuh Habeck. Dia juga menyebutkan permasalahan struktural yang fundamental sebagai hambatan utama di dalam negeri.
Reformasi yang didorong oleh laporan itu mencakup insentif investasi tertarget, penyederhanaan prosedur yang berbelit-belit, dan peningkatan dalam hal kebijakan imigrasi dan pendidikan domestik untuk mengatasi krisis tenaga kerja terampil.
Ke depannya, laporan itu memperkirakan bahwa pemulihan investasi dan konsumsi swasta akan membantu menggenjot pertumbuhan ekonomi mulai paruh kedua 2025. Kendati demikian, perdagangan luar negeri, yang merupakan pilar ekonomi Jerman, diperkirakan akan terus mengalami kesulitan, dengan ekspor yang akan menurun sementara impor akan meningkat.
Ekonomi Jerman mengalami kontraksi 0,2 persen pada 2024, menandai kali pertama negara itu mencatat penurunan beruntun sejak awal tahun 2000-an.
Laporan: Redaksi